A Great Story Comes With Great Stupidity : 2014

Hal-hal Yang Dapat Kamu Lakukan Saat Minggu Tenang

Di FTV, dunia perkuliahan selalu digambarkan penuh kebahagiaan. Datang ke kampus pake kaos oblong dan celana selutut, kerjaannya di kampus cuma baikin atap, ngaduk semen, pas lagi angkat kayu 10 batang tiba-tiba tabrakan sama cewek cantik, tatap-tatapan, jadian. Segampang itu dapat pacar?!

BAHAGIA BANGET KAN?!

By the way… FTV yang gue tonton itu judulnya “Pacarku Kuli Bangunan Kampusku.”

Sekarang gue mau nambahin sedikit imajinasi kebahagian kalian bagi para dedek-dedek SMA yang mau melanjutkan kuliah. Selain bebas dari yang namanya seragam dan aturan gak boleh gondrong, salah satu enaknya dunia perkuliahan adalah adanya minggu tenang sebelum ujian akhir semester (UAS). Buat kalian yang belum tau apa itu minggu tenang, jadi dalam satu minggu kita diliburkan kuliah biar tenang sebelum menghadapi ujian.

Enak kan? ENAK!

Tapi,  dibalik kenikmatan fana itu, dunia perkuliahan ada gak enaknya juga. Dosen-dosen yang sering gak masuk, dengan jahatnya merusak kebahagiaan itu dengan memakai minggu tenang untuk kuliah tambahan.

Ini menjawab pertanyaan gue selama ini: “Kenapa di SMA pas guru gak masuk gue seneng, tapi di kampus pas dosen gak masuk gue kesel?”

Jawabannya ternyata simpel: Kalo dosen gak masuk, minggu tenangmu gak akan tenang!

Nah, walaupun namanya minggu tenang, sebenarnya kalian gak boleh tenang-tenang aja sebelum ujian.

Banyak hal yang bisa kalian lakukan saat minggu tenang, misalnya aja:

Hal-Hal Ngeselin Saat Main Clash of Clans PART 2

"Postingan ini dibuat oleh newbie di clash of clans. Saat postingan ini diterbitkan, gue masih level 39 dan town hall level 6. Mungkin kalo level dan town hall gue udah tinggi, makin banyak hal ngeselin lainnya.”


Kalimat di atas adalah penutup dari postingan hal-hal ngeselin saat main game clash ofclans yang gue tulis di akhir bulan Juni lalu. Sekarang sudah bulan November dan gue pengin menyambung tulisan gue itu berhubung sekarang gue udah level 78 dan di Town Hall 8. Hehe.

Sebelumnya, gue mau cerita dikit. Gue udah leave dari clan alay Malaysia (The GaMerZ) saat level 50 karena ngerasa clannya gak berkembang, akhirnya gue join dengan clan dari Canada bernama Justin Bieber Lovers. Oke, bukan. The WuTangClan (Clan tag: #8YGLYJ9). Clannya lumayan kuat dan ada sekitar 5 clasher orang Indonesia yang join juga. Kalo mau liat stats gue cari yang namanya “Olympus”, ya.

Berikut hal ngeselin yang gue rasain ketika main Clash of Clans versi high level.

Semester 5: mulai dibayangi skripsi



Gila, tau-tau udah ada di pertengahan bulan Oktober aja. Perasaan baru kemaren gue bangunin orang-orang yang ngetwit, “Wake me up when September ends,” deh…

Tau-tau gue udah UTS padahal perasaan kemaren baru aja mulai semester 5 dan bikin asam urat dosen kumat gara-gara  nanya, “Ini mata kuliah apa, sih?”

Tau-tau gue udah menyendiri hampir 6 bulan. Iya, menyendiri adalah bahasa halus dari kata menjomlo.

Time flies so fast, yap?

Gue mau curhat dikit soal kuliah. Seperti yang udah kalian baca di atas, gue sekarang sudah mulai semester 5. Awalnya gue kira masih bisa nyantai-nyantai ngerjain tugas kayak semester lalu gitu, taunya… enggak bisa. Kampret.

#CurhatanBejat : Ingin Menjadi Penulis Karena Royalti

Sebenernya gue mau basa-basi dulu sebelum membuka sesi #CurhatanBejat ini, tapi karena isi email curhatannya udah penuh basa-basi, yaudahlah gak usah basa-basi, takut postingan ini jadinya kepanjangan dan selesai baca kalian tau-tau udah nimang 2 cucu. Langsung aja baca curhatannya:

Hai bang yoga, yoga kan ya? Mungkin ini gara gara si evala pundak lutut kaki itu, gatau kenapa gue juga seakan tertarik magnet buat konsultasi ke elo yog. Oke ini lebay.

Hambatan Saat Sensus Bermunculan

Biar gak bingung, baca cerita bagian pertama di sini dan bagian kedua di sini.

*****
Dalam hidup ini, terkadang kita harus lepas dari yang namanya comfort zone alias zona nyaman. Hidup gak akan terasa ada tantangannya! Itu yang gue rasain ketika harus berpindah lokasi penyensusan.

Jika di perumahan sebelumnya gue gak menemui permasalahan berarti. Di daerah yang baru ini, masalah mulai berdatangan. Seakan-akan gue ini om-om kaya dan masalah itu adalah keponakan yang mata duitan. Mereka berdatangan secara bertubi-tubi dan semena-mena.

Di daerah yang baru ini keadaannya menyeramkan. Rumah-rumahnya seperti bukan rumah p*ertamina, letaknya di pinggir jalan umum, banyak preman berkeliaran, anak SD yang lewat pun berjalan dengan ekspresi pucat ketakutan. Belakangan gue tau kalo anak itu habis cepirit di sekolah.

Kembali ke penyensusan.

Apakah gue bisa menyensus tanpa bantuan sekuriti seperti di perumahan sebelumnya? Iya, selama 3 hari di menyensus di perumahan sebelumnya, baru di hari terakhir gue bertemu sekuriti, itu pun dia hanya berpatroli di sekitaran komplek, bukan mengawal seperti yang dijanjikan di awal. Ketika gue minta dikawal, si om sekuriti bilang, “Wah, kita juga kekurangan anggota kalo harus mengawal satu per satu. Kalo ada masalah di lapangan aja misalnya si pemilik rumah gak mau didata, kalian hubungi sekuriti.” Si om sekuriti pun memberikan nomor handphonenya.

Gue iyain aja karena saat itu emang gue gak nemu masalah sama sekali.

Tapi, kalo liat perumahan yang sekarang, sepertinya ini beda kasus. Gue takut kalo gak dikawal sekuriti. Hati ini kembali ragu untuk menyensus.

“Udah, coba aja dulu. Buktinya di perumahan kemaren mereka sudah tau bakal didata,” Kata Novia.

“Okeh. Kita coba dulu,” gue mengiyakan.

Sensus pun Dimulai

Baca cerita sebelumnya di sini.

Tanggal 11 Agustus pun tiba. Pukul 9 pagi gue bersama para anggota sensus berkumpul untuk membawa persediaan selama bekerja; papan scanner, form pendataan, stiker untuk ditempel di depan rumah sebagai bukti rumah tersebut sudah di data dan granat untuk memusnahkan PTH. Oke, yang terakhir gak ada.

Jujur, gue deg-degan pas sampai di komplek perumahan yang menjadi jatah gue untuk disensus. Dengan langkah ragu gue bersama rekan gue, Novia, mendatangi rumah pertama. 

Gue inget tugas utama gue: Tinggal datang ke rumah orang, dikawal sekuriti, nyatat data diri pemilik rumah, selesai.

Tapi begitu lihat kenyataannya: Datang ke rumah orang berdua, gak ada sekuriti yang kawal, bingung harus mendata bagaimana, pura-pura gila.


Bagaimana hati ini tak ragu?

Tapi, kalo gue diam aja kerjaan ini gak bakal kelar. Gue mencoba meyakinkan diri dan berjalan ke salah satu rumah, membuka pagarnya dan mulai mengetuk pintunya, “Permisi, selamat pagi!” sapa gue.

Mengisi Liburan Dengan Kegiatan Aneh.

Ha-halo. Hehe… *muncul dengan tampang tanpa dosa*

Akhirnya tiba juga di bulan September. Bulan penuh update-an lagunya Green Day – Wake Me Up When September Ends di berbagai media sosial. Di bulan Agustus kemaren gue sama sekali gak ada update postingan di blog ini. Alasannya klasik: sibuk di dunia nyata.

Tapi, gue bukannya mengkambing hitamkan nama sibuk. Gue bener-bener sibuk. Jangankan buat ngetik, buat buka Microsoft word aja gue gak sanggup karena lelah beraktifitas seharian. Bukan, gue bukannya nyuci candi atau kerja yang berhubungan dengan dunia kuli. Gue ngelakuin hal yang bener-bener gak pernah gue bayangkan sebelumnya. 

Oke, cukup basa basi gak gunanya. Sebaiknya baca baik-baik karena ini akan sangat panjang. Sepanjang jalan kenangan dengan pacar yang udah pacaran 5 tahun tau-tau putus karena orang tuanya gak setuju.

Kisah ini bermula di bulan Juli, ketika gue sedang melakukan ibadah di siang hari yaitu tiduran di kamar. Iya, bulan Juli kemaren kan pas puasa dan tidur di bulan puasa adalah ibadah. Lagi asik-asik ibadah tiba-tiba terdengar nada chat LINE masuk ke hape gue. 

#CurhatanBejat: Gak Dianggap dan Diputusin Karena Skripsi

HAI!

Berawal dari postingan iseng gue soal jawab curhatan salah satu pembaca blog gue, malah ada yang curhat lagi tepat setelah postingan itu terbit. Gak nanggung-nanggung, ada tiga curhatan. Satu curhatan gue balas langsung via e-mail karena masalah yang dihadapi beda tipis sama masalah si Evala pundak lutut kaki, nah kedua curhatan sisanya bakal gue jawab lewat postingan ini. 

So, mari menuju ke pencurhat pertama. Namanya Nisan. Bukan, dia bukan batu yang ada di atas kuburan, dia seorang cewek baru lulus SMA, bukannya galau milih jurusan kuliah, dia malah galauin cowok. Ada-ada aja, kan?

Nisan, bukan properti kuburan, baru lulus SMA:
Hai ka? Gue abis baca blog lu yang curhatan si evala pundak lutut kaki. Sekarang gue mau ikutan curhat boleh? Makasih :)
Masalahnya si hampir sama ka evala pundak lutut kaki. Jadi gue punya temen ka namanya Sam, kita akrab dari awal masuk SMA sampe sekarang lulus. Kita satu ekskul satu organisasi dan satu kelas. Dia orangnya periang banget. Tapi selama 3 tahun itu gue baru kenal dia yang bener-bener kenal beberapa bulan lalu. Kita smsan, dia curhat ke gue, dan ternyata apa yang gue liat gak seperti kenyataannya. Dia punya 2 panggung, dia mampu berpura-pura ceria didepan orang, mampu menghadirkan tawa buat orang-orang, tapi nyatanya dia sendiri gak seceria dan setegar yang kita liat.
Sejak hari itu gue tau tentang dia. Gue jadi tertarik buat masuk dalam hidupnya, gue mau jadi orang yang selalu ada buat dengerin cerita dia buat kasih solusi. Tapi cinta datang gitu aja.
Gue jatuh cinta ka sama dia.

Review Bulan Juni



Sudah akhir bulan Juni dan gue lega banget. Bulan ini adalah salah satu bulan yang terberat menurut gue. Bulan penuh kesibukan di dunia nyata sampai-sampai blog ini terlantar. Banyak hal yang sebenernya pengin gue ceritain di bulan Juni ini, maka dari itu gue bikin postingan kayak gini: Berbentuk mirip diary. Karena jujur gue kangen nulis model kayak gini. Nulis bebas gak peduli garing, norak atau apa, yang penting beban yang ada di kepala gue lepas. So, gue mau cerita tentang 3 hal, baca baik-baik, ya!

Hal-hal Ngeselin Saat Main Game Clash of Clans

Sebagai mahasiswa semester 4 gue mulai mengalami kejenuhan di dunia perkuliahan. Gue ngerasa tiap hari kerjaan gue Cuma ketemu tugas, tugas, dosen, tugas lagi. Beberapa teman menyarankan gue untuk mencari kesibukan lain di luar dunia kampus. Gue pun turuti sarannya dan menemukan kegiatan baru:

MAIN CLASH OF CLANS.

Iya, paragraph di atas emang bisa-bisanya gue aja bikin intermezzo.
Udah sebulan gue main Clash of Clans dan ternyata game ini bikin kecanduan banget. Buat yang follow twitter gue (@yogaesce) pasti sering liat gue ngetweet soal game ini. Untuk memperjelas apa itu Clash of Clans, gue jelasin dikit…


Jadi, Clash of Clans itu game strategi online buat para pengguna iOS dan Android, bisa di download di playstore dan gratis! Cara mainnya gampang, cukup bangun desa dan pertahankan desa kalian dari serangan desa lain. Nah, bangun desa itu memerlukan dua hal: Gold dan Elixir (atau disebutnya loots). 

Loots didapet dari pabrik yang kita bangun.

Elixir dan Gold
Kalo kekurangan loots? Kalian bisa nyerang desa lain juga loh! Kalo kalian menang setelah nyerang desa, selain loots bertambah, trofi dan level kalian akan bertambah. Semakin tinggi level dan trofi, kalian bisa bergabung di clan. Clan itu semacam perkumpulan gitu, jadi kalo udah gabung clan kalian bisa minta bantuan pasukan buat nyerang desa lain. Yang lebih asoy adalah kalian bisa perang antar clan (Clan Wars). Kalo menang di clan wars, loots yang kalian dapet lumayan gede.

Gue sendiri gabung di clan orang Malaysia, namanya The GaMeRz. Iya, gue tau nama ini alay. Banget. Selama sebulan ini gue main, perasaan gue campur aduk. Penasaran, seneng, kesel, macem-macem. Tapi, belakangan ini gue main banyakan keselnya. Ini beberapa hal yang bikin kesel saat main Clash of Clans:

#CurhatanBejat: Best Friend Zoned.

Dari SMA, gue biasa dijadikan tepat curhat oleh teman-teman gue, mulai dari curhat masalah cinta, keluarga hingga galau menentukan orientasi seksualnya. 

Oke, yang terakhir gue bohong. 


Gue cukup seneng karena ini artinya berarti temen-temen gue percaya sama gue. Percaya bahwa gue mampu membantu mereka menyelesaikan masalahnya, kalo pun gue gak bisa memberikan solusi, gue bisa menghiburnya. Kalo gue gak bisa menghiburnya, gue masih bisa memberinya pelukan hangat. Sayang, biasanya yang susah dihibur itu kebanyakan cowok.

 Jadi tempat curhat gak selamanya membuat gue bahagia, kadang ketika kita menggebet seseorang dan dia udah mulai terbuka dengan kita. Sampai akhirnya ketika dia curhat masalah percintaan. Kita bakal dibuat deg-degan sambil berharap doi ngasih kode kalo juga suka sama kita. Kadang kejadiannya begini,

“Gue lagi suka sama orang, tapi malu ceritanya….” Kata calon gebetan gue.

“Gak apa-apa, sama gue aja loh… cerita aja,” Jawab gue sambil mesem-mesem penuh harapan.

“Ummm… Gue suka sama Joko, lo ada saran gimana caranya supaya dia tau perasaan gue? Dia orangnya cuek sih, tapi itu yang bikin gue suka sama dia aaaaaak….”

Kretek. 

Terdengar suara hati yang retak dan suara yang terucap hanya, “Ummm… EH, LO TAU SIH GAK TERNYATA MATA UANG INDONESIA ITU RUPIAH! HAHAHA!”

Gak ada yang lebih nyesek ketika calon gebetan curhat suka sama orang dan itu bukan lo.
*Nulis-nulis nama mantan gebetan di pasir*
Semenjak kejadian retaknya hati gue itu, gue memutuskan pensiun sebagai konsultan cinta temen-temen gue. Hingga akhirnya beberapa hari yang lalu, ada yang ngirimin gue e-mail dan dia curhat tentang masalah percintaannya. Si pengirim e-mail kita sebut saja dengan nama Eva. Nama panjangnya Evala pundak lutut kaki. 

Loh? Guys? Pada kemana??

Oke gue lanjutin. Gue baca pelan-pelan isi e-mail dari Eva dan jiwa konsultan cinta gue kembali bangkit. Gue pengin bantuin dia dalam menyelesaikan masalahnya. Masalah yang dia alami cukup complicated.

Eva bercerita sekaligus bertanya:

tipe penonton sepak bola di layar kaca.



Gue suka nonton bola.

Bokap suka nonton sinetron laga yang ada naganya.

Gue dan bokap suka berantem gara-gara rebutan remot tv.

Tiap gue nonton bola, bokap selalu protes, “Bola luar negeri aja ditonton! Buat apa?!”

Pas gue nonton bola Indonesia, bokap tetep protes, “Bola Indonesia ditonton! Kalo gak tawuran ya kalahan.”

Gue serba salah.

Bokap selalu menang.

Gue dan bokap udah gak satu visi misi.

*****
Berkat perkelahian rebutan remot dengan bokap itu gue jadi mikir. Buat apa ya gue nonton bola? Kenal pemainnya juga kagak. Habisin waktu yang ada. Rela begadang buat nonton bola apalagi? Buat apa? Ke kampus dengan mata beler kayak orang overdosis kopi? Berantem gara-gara olok-olokan pas tim favorit kalah juga buat apa? Bikin lo ngerasa jadi fans nomer 1 klub itu? Cih!

Anjis, kenapa gue kayak mahasiswa abadi lagi orasi menolak di DO gini.

Eniwei, menurut gue nonton bola walau cuma dari tv, tujuannya ada dua: hiburan, dan kesehatan. Dengan permainan indah dan taktik yang brilian dari pelatih, sebuah tim pasti enak ditonton permainannya. Kesehatan? Iya, melatih kesehatan jantung. Selama 90 menit kita dibikin deg-degan. Apalagi kalo skornya 0-0, eh tiba-tiba tim favorit kita nyetak gol di injury time. Ekspresi gue pasti gini:
 
HAHAHAHA!
kalo tim lawan yang nyetak gol pas injury time. Ekspresi gue jadi gini:
 
"TAEEEE!!"
Selain buat hiburan dan kesehatan, gue rasa banyak tujuan terselubung dari orang-orang yang nonton pertandingan sepak bola di tv. So, ini tipe penonton bola di layar kaca.

Manusia yang berencana, manusia kampret yang menggagalkannya.

Gak terasa gue udah kuliah 4 semester. Sebenernya gue cukup munafik bilang gitu, soalnya hampir tiap hari gue ngeluh,

“Aaaaak tugas lagi!!”
“Aaaaak dasar dosen PHP!!!”
“Aaaaak harga ayam kampus makin mahal aja!!”

Iya, sebenernya kerasa banget kalo gue udah kuliah 4 semester. Ini bisa ketauan dari mata kuliah yang gue ambil. Mulai ribet! FYI, gue kuliah ngambil jurusan pendidikan ekonomi. Nah, di semester 4 ini gue ngambil 8 mata kuliah, dan ini… ekonomi banget. Gue mulai tersiksa sama mata kuliah yang gue ambil sendiri karena 7 dari mata kuliah yang gue ambil, itu teori semua. Sisanya teori + ngitung.
Di semester 4 ini, gue dapet mata kuliah ekonomi makro. Mata kuliah ini lebih ribet daripada ekonomi mikro yang gue dapet di semester 3 lalu. Kalo ekonomi mikro itu cuma pelajarin sebuah perusahaan aja (permintaan, penawaran, pasar etc.) sedangkan ekonomi makro itu bahas sampe skala luas (pendapatan Negara, inflasi, pengangguran etc.). Jika diibaratin, di semester 3 gue kenalan sama cewek cuma tau nama dan nomer hapenya, di semester 4 ini gue bakalan tau sifatnya, shampoo yang dipakenya sampai ukuran behanya.

Gue tersiksa di mata kuliah ini karena otak gue mulai mikirin,
“Kenapa inflasi bisa terjadi??”

“Bagaimana agar tidak terjadi inflasi??” 

Terakhir ada pertanyaan yang selalu lewat di kepala gue, “apa itu inflasi?”

Hening.

tipe-tipe pengendara saat di lampu merah

Sebagai pengendara sepeda motor sejati, gue paling kesel misalnya kejebak di lampu merah. Kalo kejebak di lampu merah yang timernya 100 detik lebih gue kesel kuadrat. Kalo kejebak di lampu merah yang timernya 100 detik dan disebelah gue truk ayam, gue kesel pangkat 3.

Saat di lampu merah itu juga, gue perhatiin banyak pengendara dengan berbagai sifat. So, ini dia tipe-tipe pengendara saat di lampu merah. Khususnya pengendara sepeda motor:

Tanggapan Gue Soal Tweet Fakta PART.2

Kemaren gue abis nonton THE RAID 2: Berandal bareng pacar. Enggak, gue bukannya mau pamer, mblo. Jadi, batu bata atau benda pecah belah yang udah kalian pegang untuk ngelempar gue ditaruh dulu ya? Iya.
 
ini tangan si pacar karena gue gak akan pake kuteks.
Poin gue adalah sekarang lagi zamannya apa-apa dibikin ber-part-part. Gue pikir cinta fitri adalah yang terakhir. Tapi makin ke sini fenomena part-part ini ternyata gak menghilang kayak fenomena terkenal gara-gara yutub atau marah-marah gak jelas sambil gebrak meja dan bawa nama Tuhan yang gampang banget ngilangnya. Maka dari itu gue berinisiatif untuk bikin postingan sekuel dari postingan gue yang “tanggapan gue soal tweet fakta.

Semoga postingan jenis ini bisa rutin gue bikin tiap bulan. So, here we go.


Dalam aturan kerajaan Tonga, penggali kubur melarang penggunaan tangannya selama 100 hari setelah pemakaman raja.
Setelah baca fakta ini, gue jadi kasian sama para penggali kubur di sana. 100 Hari gak boleh gunain tangannya? Kalo makan masih bisa disuapin. Kalo boker? 

EMANG ADA YANG MAU NYEBOKIN?!

EMANG BISA CEBOK PAKE KAKI?!

EMANG ENAK ABIS BOKER TERUS GAK CEBOK?!

Ini sungguh-sungguh melanggar HAM. 

Phobia Gelap Ini Berawal Dari...

Setelah baca komentar-komentar di postingan sebelumnya soal hal-hal yang bisa dilakukansaat mati listrik, rata-rata menganggap phobia gue sama gelap itu ‘aneh’. Saat mati listrik dengan entengnya mereka tidur. Gue? Minimal nunggu listrik nyala baru tidur karena takut gelap, atau kalo listriknya gak nyala-nyala, gue segera ke counter hape buat beli nok*ia senter dan pake deh buat penerangan, kemudian baru bisa tidur dengan nyaman.

Phobia gelap gue ini dimulai ketika gue kelas 4 SD. Saat itu gue suka nonton film “Di sini Ada Setan” yang tayang di sctv. Awalnya gue sama sekali gak takut nonton film itu, gue cukup cerdas dengan gak percaya adanya hantu. “Alah, cuma film doang ngapain takut?” pikir gue saat itu.


Semua itu berubah ketika episode “hantu jeruk purut” tayang.

Setelah nonton episode itu, iman gue goyah. Gue jadi takut. Gimana gak takut coba kalo ada setan, kepalanya gak ada di tempat semestinya, dan dia bisa ngejar elo?  Gue jadi curiga, jangan-jangan di hantu jeruk purut ini sudah terpasang GPS. Jadi dia gak bakal nyasar ngejar targetnya.

Gara-gara nonton episode itu, gue jadi gak nyenyak tiap tidur. Tidur baru sejam, udah kebangun, tidur lagi, bangun lagi, tidur lagi, bangun lagi, ambil tissue, pelorotin celana. Oke, enggak. Gue masih kelas 4 SD belum ngerti soal begitu.

Hal-Hal Yang Dapat Kamu Lakukan Saat Mati Listrik.

Gue punya phobia terhadap gelap. Ntah gelap karena emang sudah malam atau dalam suatu ruangan, pokoknya gue takut dalam kegelapan, sama kayak Bruce Wyne alias Batman. Bedanya Batman takut karena gelap gara-gara pernah jatuh ke dalam sumur dan bertemu ribuan kelelawar, sedangkan gue gara-gara jatuh dalam lautan… luka dalam… aku tanpamu, butiran debu~ #MalahNyanyi

Oke, pokoknya gue dari kecil udah takut sama gelap. Bahkan setiap tidur, gue gak pernah matiin lampu kamar. PLN pasti seneng kalo ada 1 juta anak yang punya kelakuan kayak gue. PLN bakal kaya raya. Anehnya, phobia gelap ini mendadak hilang ketika di dalam bioskop. Gue selalu suka gelap-gelapan di bioskop, duduk agak pojok dan… ngeluarin cemilan yang gue beli di luar diem-diem.

Iya, kalo beli cemilan di bioskop mahal banget. Sebagai mahasiswa tentunya gue gak mau rugi.

Balik lagi ke soal phobia gelap. tinggal di kota Balikpapan adalah mimpi buruk bagi penderita phobia gelap. PLN sering iseng matiin listrik secara semena-mena. Paling sering jam 6 sore hingga jam 9 malam. Pernah, gue baru aja masuk mandi untuk melaksanakan ibadah mandi sore, tiba-tiba lampunya mati. Keadaan sekitar gue jadi gelap, gue udah terlanjur telanjang, deretan adegan film horror terputar di otak gue kayak air yang keluar dari keran mendadak jadi darah, muncul tangan dari kloset wc, hingga sempak melayang di udara dan bekap gue hingga mati (ini paling serem), akhirnya gue gak jadi mandi daripada pas sikat gigi gue malah ngambil sikat wc.

Setelah gagal mandi, yang bisa gue lakukan hanyalah menunggu listrik nyala. Penerangan cuma lilin, senter, hape atau hape yang bisa jadi senter, pasti bete kan? Apa yang bisa dilakukan untuk mengusir rasa bete itu selama mati listrik?

Game Luar Negeri Terinspirasi Dari Indonesia?

Hampir semua orang pasti pernah main game di komputer/pc. Disaat jenuh ngerjain tugas, capek bikin laporan, gak ada video bokep baru, pasti game lah yang jadi pelarian.

Gue sendiri sering habisin waktu berjam-jam di depan komputer cuma untuk main game. Salah satu game favorit gue adalah football manager. Sampai sekarang gue masih mainin versi 2011. Selain karena spek laptop gue yang kurang mendukung, tim yang gue latih di sini udah jauh banget, udah sampe tahun 2017. Pemain macam Steven Gerrard, Frank Lampard, dan temen seangkatannya udah pada pensiun dan jadi pelatih/manager sebuah klub juga. Sir Alex Ferguson? Hggg... Profilnya sudah gak bisa di klik, mungkin beliau udah pensiun dari dunia (persepak bolaan).

Nah jeleknya adalah ketika sudah banyak pemain asli pensiun, mulai bermunculan deh pemain muda yang tidak nyata (disebutnya pemain regen). Jadi, gue agak bingung dalam membeli pemain baru. Akhirnya gue ngulang main FM lagi dari awal. Iseng, gue ngelatih klub asal Indonesia. Ternyata peraturan liga indonesia diterapin di game FM ini juga. Batasan pemain asing cuma boleh 5, suspend 1 pertandingan saat sudah nerima total 5 kartu kuning. Untungnya di game ini gak ada yang namanya telat bayar gaji pemain biarpun pengeluaran per bulan lebih banyak dari pada pemasukan. Hehe..
 
tim yang gue latih juara liga champions asia.
Karena game ini juga gue jadi kepikiran, gimana kalo game lain juga ngambil atau nerapin setting ala Indonesia di game-nya? Gimana jadinya?

1. Rise Of Nations

Terakhir gue main game ini adalah ketika kelas 1 SMA, itu sekitar taun 2009/10. Waktu itu gue main yang versi Rise of Nations Gold. FYI, Game ini tentang strategi perang gitu. Banyak mode perangnya, ada mimpin pasukan bareng Alexander the Great hingga perang zaman cold war (perang dingin) antara Amerika Serikat dan Rusia. Gue paling suka main mode conquer the world. Jadi, kita bakal disuruh milih satu suku/bangsa buat nguasain dunia. Setiap suku/bangsa itu punya kelebihan dan kelemahan, misalnya aja pilih inggris, kelebihannya armada lautnya kuat. 

Nah terus gimana caranya nguasain dunia?

Perang dengan suku/bangsa lain itu. Yang keren adalah perangnya dimulai dari zaman perang pake lempar-lemparan tombak sampai lempar-lemparan bom nuklir.

Sayangnya di game ini gak ada Indonesia, cuma ada peta negaranya doang. Nah, misalnya ada di Indonesia, pasti keren tuh kalo Indonesia yang nguasain dunia (walau cuma game). Juga pasti keren kalo ada mode perang antar kerajaan di Indonesia. Bisa sekalian pelajarin sejarah juga. Dan gue yakin, kelebihan bangsa indonesia adalah bisa ngeluarin siluman naga buat jajah negara lain.

2. PES/FIFA
Siapa sih yang gak tau game PES dan FIFA? Tiap tahun, kedua game ini terus bersaing memperbaiki kualitas gamenya agar terkesan nyata seperti aslinya. Baik dari segi grafis maupun gameplay.

Misalnya di tahun-tahun mendatang game ini bisa memberikan efek 'real' dan mengambil setting klub serta stadion sepak bola indonesia pasti....
Misalnya hujan, ngoper bola, bolanya berenti di tengah karena lapangan becek.

Misalnya gol tapi dianulir karena offside, hakim garisnya bisa dipukulin.

Misalnya lagi tanding lawan klub rival dan kalah di kandang, suporter bakal rusuh. Wasitnya bisa dipukulin.

Wasitnya juga bisa ‘berat sebelah’ misalnya mimpin partai kandang.

komentatornya juga bakal pake komentator Indonesia,
"BerbaHAYAAAAAA!!! AHAY PEMIRSA!!! HAKIM GARISNYA DIPUKULIN!!!"
Keren. Abis.

3. GTA
Sebenernya gue gak terlalu suka main GTA, gue main game ini kalo lagi bete aja. Jadi, gue bakal terbang pake jetpack, naik ke atas gedung, tembakin warga pake bazooka sampai bintang gue 5 alias most wanted. Pas udah dikejar polisi, aktifin deh cheat no-stars. Polisinya bete gue kerjain.

GTA ini tentang kehidupan gangster. Misalnya ngambil setting di Indonesia? Pasti dia tinggal di emperan toko atau numpang tidur di mesjid. Misalnya lagi jalanin misi, lewatin pasar, malah dipalak preman. Lari dari kejaran preman, malah tersesat di jalan tikus. Lalu digebukin preman. Mati. 

Kalo di game GTA misalnya mati pasti game akan diulang dari keluar rumah sakit. Kalo di GTA versi Indonesia ini gak bakal bisa keluar dari rumah sakit. Gimana mau keluar kalo gak ada yang bayar? Dokter tidak akan bekerja sebelum bayar uang muka dulu. Sinetron abis.

4. Need For Speed (NFS).
Game balapan ini terakhir gue mainin pas kelas 2 SMA, sekitar taun 2010/11. Di game ini kita bakal jalanin misi berupa balapan-balapan liar di jalanan kota. Kadang yang ngeselin pas udah mau finish malah nabrak pengendara atau mobil biasa.

Nah, gimana kalo game NFS ngambil setting di jalanan jakarta?
Bukannya balapan, yang ada malah bagaimana cara keluar dari kemacetan. Gamenya pun bakal berubah nama jadi Need For Stuck.

5. Cooking Academy.
Sumpah, gue gak pernah main game ini. Gue tau game ini pas SMA kelas 1 dari temen gue yang cewek, kebetulan doi duduk di depan gue dan suka main game ini.

Jadi, kita bakal disuruh masak; mulai dari potong bawang, kupas kentang hingga goreng adonan. Gue pernah nyoba main dan dapet misi goreng pastel, hasilnya gosong semua. (Tadi katanya gak pernah main game ini). Nah, misalnya game ini pake resep ala orang indonesia, pasti gak bakal gosong. Soalnya udah dikasih boraks, pasti pastel gue jadi kuning kecoklatan dan makan-able.

6. Crazy Taxi
Di game ini, kita berperan sebagai sopir taksi dan mengantar penumpang sesuai tujuannya dengan batas waktu yang ditentukan, tergantung jauhnya.
Kalo kita berhasil ngantar penumpang tepat waktu, dapet duit. Kalo gagal? Ya dia gak bayar terus waktu kita terbuang percuma. 2 penumpang aja yang begini pasti game over.

Coba misalnya game ini pake setting di jalanan kota jakarta.  Baru juga jalan 5 detik, udah kejebak macet. Lewat jalan tikus malah ketemu preman. Digebukin. Mati bareng penumpang.

Udahan ah, sebelum postingan ini makin absurd. Ciao!
*terbang naik naga*



sumber gambar:
GTA.
NFS.

Insecure vs Stay Cool.

Ada beberapa hal di dunia ini yang bikin gue berpikir, “anjir, keren banget!”

1.Stand Up Comedian. Gile… orang ngelucu sendirian di depan banyak orang. Keren!
2.Pak Boediono. Ada yang gak kenal beliau? Yap, beliau adalah wakil presiden Indonesia dan banyak yang gak tau beliau. Keren!
3.Backpacker. Jalan-jalan ke berbagai pulau/kota dan kadang dengan dana minim. Kurang keren apa?

Dari dulu keinginan gue adalah melakukan perjalanan ke kota-kota yang ada di Indonesia. Selain menambah pengalaman juga pasti bakal banyak hal unik untuk diceritakan. Sayangnya keinginan ini sering kali terbentur dengan berbagai alasan klise kayak gak ada uang, gak ada waktu atau gak ada temen bepergian. Untungnya, liburan semester kemaren gue mendapatkan kesempatan itu. Libur 2 bulan, ada duit, ada kakak gue juga yang siap menemani.

Kalo kalian baca di postingan sebelum-sebelumnya soal perjalanan gue (bisa baca di PART.1, PART.2 dan PART.3), bisa dibilang gue asal pergi aja tanpa tujuan. Karena katanya perjalanan yang seru adalah perjalanan yang tidak direncanakan. Berbekal kalimat itulah gue jalan-jalan tanpa tujuan. Tapi, sepertinya Tuhan emang tidak memberikan skill kepada gue dan kakak untuk travelling secara seru karena sifat kami yang bertolak belakang.

Tips Agar Tidak Kena Tunjuk Guru

Banyak yang bilang masa sekolah adalah masa paling indah. Untuk beberapa poin gue setuju dengan ungkapan klise ini. Dapet uang jajan, ngumpul bareng temen, jepret tali beha temen cewek, kurang indah apa lagi coba?

Tapi, semua itu berubah ketika negara api menyerang di kelas. Banyak hal yang merusak momen indah di sekolah ketika udah di kelas. Contohnya adalah Tugas, PR, guru dan Nabilah JKT48 (lah, ini kenapa ada Nabilah di kelas?). Poin terpenting adalah guru. Saat pelajaran berlangsung, 99% guru yang mengajar pasti pernah nyuruh muridnya buat maju ke depan kelas. Ntah untuk mengerjakan soal, menulis materi atau adu panco. Pokoknya nyuruh maju. Sedangkan 1%, gurunya duduk, muridnya ngajar. Ini siapa yang guru siapa yang murid, by the way?

Gue punya kemampuan untuk merasakan kalo gue bakal disuruh maju sama guru. Bukannya geer, tapi ini beneran terjadi. Dan setiap kali terjadi, gue bakal bilang ke temen sebangku gue, "I TOLD YA!"

Kebetulan, gue sudah cukup berpengalaman dalam hal ditunjuk oleh guru untuk maju ke depan kelas buat ngerjain soal dan ini bikin gue ngerasa keren. Sampe di depan kelas gue malah bingung cara buka spidolnya. #AntiKlimaks

Maka dari itu, gue mau bagi-bagi tips agar tidak ditunjuk oleh guru dan malu-maluin di depan kelas. Gimana caranya? Here we go:

Malang dan Batu, I Love You.

Baca cerita sebelumnya di sini.

Supir taksinya lewat jalan tikus. Sampai stasiun jam 6.20. Stasiunnya baru buka. Satpam yang jaga masih pengen ngulet di kasur.
Yaudahlah, daripada ketinggalan kereta, mending datang duluan.

Malang, I”m coming!
*****
Stasiun Wonokromo.

Setelah pemeriksaan tiket oleh satpam yang terlihat rohnya ketinggalan di kasur. Gue dan kakak gue, Ryan, duduk di stasiun nunggu kereta. Di dalam masih sedikit orang yang menunggu kereta, gue bener-bener kepagian datangnya.

Seperti kebiasaan anak masa kini, apa-apa di-tweet-in. Ini yang gue lakuin, karena ini pertama kalinya naik kereta api, gue jadi excited 20% dan norak 80%. Banyak yang ngasih gue petuah untuk naik kereta. Salah satunya adalah jangan duduk di atas gerbong. Saran ini jelas gue abaikan karena gue gak bakal duduk di atas gerbong, gue lebih kepikiran gelantungan di bawah gerbong. Biar greget!

Semakin dekat dengan waktu keberangkatan, stasiun mulai ramai. Ada yang makan, ada yang numpang nge-charge hp, ada juga yang makan chargeran hp.
Menunggu kereta di stasiun Wonokromo pun menurut gue gak bosenin amat karena ada electone-nya, kalo mereka capek nyanyi ya mereka puter lagu. Pas gue nunggu kebetulan lagu yang diputer pas banget,

Never mind, I'll find someone like you
I wish nothing but the best for you too
Don't forget me, I beg
I remember you said,
"Sometimes it lasts in love but sometimes it hurts instead,
Sometimes it lasts in love but sometimes it hurts instead

Kampret. Jadi, galau.

Jam 7.10 ada pengumuman kalo kereta gue, Penataran Express sudah mau tiba, gue segera berdiri di samping rel.
 
Keretanya datang!!
Kereta pun tiba. Gue segera naik. Gue deg-degan. Gue bingung padahal ini pertama kalinya naik kereta, bukan pertama kalinya ngupil depan gebetan. Pokoknya deg-degan.

Lost In Surabaya

Baca cerita sebelumnya di sini.


Di pesawat, seat 32B, gue duduk diapit oleh om-om. Yang pertama duduk di deket jendela, sibuk baca majalah. Yang kedua bapak-bapak yang bau ketek. Mungkin dia udah di Bandara dari jam 4 subuh. Sumpah, bau banget. Gue pun milih tidur di pesawat dari pada dicuekin om-om dan demi selamatnya hidung gue...

Surabaya, here we go.
*****
Gue tiba di Bandara Juanda pukul 9 malam. Seperti biasa, di sekitar Bandara pasti banyak supir taksi gelap yang nawarin tumpangan. Jelas gue tolak, selain mahal, gue juga dijemput oleh kakak gue, selain itu lagi masa cuma ditawarin tumpangan? Tawarin pacar baru kek. Hih!

Sampai di rumah kakak gue, gue langsung tidur, capek banget karena nunggu pesawat delay 1 jam. Paginya pas bangun gue menemukan hal aneh. Ada penjual bakso keliling lewat tapi pake soundtrack! Gile! Di Balikpapan penjual bakso keliling masih ketukin mangkok sambil bilang, “so baksooooo...” Kalo di Surabaya, pake soundtrack.

"Baksooo Malang~
Baksooo malaaaaaang~
Campur sariiiiiii~"

Keren abis.

Belum selesai dengan kekaguman gue, ada follower twitter gue yang bilang gini:


Kampret memang...

Di Surabaya gue numpang di rumah kakak pertama gue, Prahara. Di sana ada kakak kedua gue, Ryan yang kebetulan lagi ngurus kuliah pasca sarjananya di Malang setelah sebelumnya lulus S1 di Balikpapan.  Bisa dibilang gue ke Surabaya cuma pindah tempat tidur. Biasa tidur di Balikpapan, sekarang di Surabaya. Gue gak jalan-jalan, di rumah aja gara-gara cuacanya panas banget. Sepanas hati melihat mantan udah move on duluan dan pacar barunya lebih cakep dari elu. 

Bingung di Bandara, Terancam Gagal Ke Surabaya.


Banyak anak sekolahan atau kuliahan itu paling seneng sama yang namanya liburan semester. Gue pun sebagai mahasiswa (ab)normal tentunya juga seneng. Tapi, kelamaan libur kalo gak ngapa-ngapain jelas bosan. Itu yang terjadi pada gue. Kampus gue dengan baik hatinya memberikan libur 2 bulan dan awal bulan Maret baru kuliah semester 4. Gak usah kaget, gue udah biasa denger ungkapan kaget temen-temen gue. Contohnya nih:

"Anjirrr... Enak bener 2 bulan libur!!"

"Kampreeeet... Lama banget lu libur! Gue aja belum UAS!!"

"Libur 2 bulan sama aja nganggur, Yog!"

Untuk yang terakhir ada benernya juga. Karena gak mau dicap pengangguran, gue pun memutuskan untuk berpetualang ke tanah Jawa untuk mencari bola dragon ball. Errr... Enggak deh, gue gak ada tujuan, pokoknya beli tiket pesawat ke Surabaya dan pada tanggal 11 Januari gue pun meninggalkan Balikpapan. 

Tanpa beli tiket kembali.
 
persediaan baju untuk pergi tanpa tau kapan kembali..
Gue bener-bener pergi tanpa tujuan dan alasan. Kalo ditanya "kenapa Surabaya?" Karena di sana ada rumah kakak gue, jadi gue gak gembel-gembel amat. Kalo pertanyaannya "ngapain ke Surabaya?" Jawaban gue macem-macem, bisa cari inspirasi (karena katanya sebagai penulis semakin banyak jalan, semakin banyak pengalaman yang didapat buat diceritakan), bisa juga karena pengen liburan, bisa juga biar cepet lupain mantan. Ah, malah curhat.