Sudah
sekitar 2 minggu buku gue menginvasi pulau sumatera dan Jawa, serta beberapa
daerah di Kalimantan. Gue gak tau apakah buku gue udah mendarat dengan selamat
di sulawesi dan papua, gue cuma mengharapkan yang terbaik bagi mereka. Tidak
lama-lama kedinginan di toko buku, segera dibawa ke kasir, dibawa pulang,
dibuka plastiknya, dibaca dan mendapatkan kehangatan berupa pelukan cewek
karena dibaca hingga ketiduran, lebih hangat lagi karena ketumpahan iler.
Ah,
sudahlah.
Gue seneng
banyak yang mention twitter gue tanda suka sama buku gue,
Rata-rata
yang baca adalah anak sekolahan, SMP hingga SMA. Dan gue dipanggil,
"bang". Ini bener-bener keren. Hingga akhirnya ada yang ngemention,
Oke, gue
masih 18 tahun dan belum om-om.
Dan si om gue
mau ceritain dikit soal buku gue, Senior High Stress. Gimana ceritanya buku gue
judulnya jadi begitu? Gimana ribetnya gue nentuin judul? Gimana kalo Yoga makin
ganteng?
IMHO,
nentuin judul buku itu krusial banget, harus menggambarkan keseluruhan isi buku,
yang gak kalah penting, harus kece. Iya, kece.
Bagi kalian
yang mikir, "Ah, judul
buku lo kan cuma plesetin Senior High School jadi Senior High Stress
doang." Lo salah. Butuh proses panjang hingga akhirnya gue
nemuin 3 kata keramat itu.