Di pesawat, seat 32B,
gue duduk diapit oleh om-om. Yang pertama duduk di deket jendela, sibuk baca
majalah. Yang kedua bapak-bapak yang bau ketek. Mungkin dia udah di Bandara
dari jam 4 subuh. Sumpah, bau banget. Gue pun milih tidur di pesawat dari pada
dicuekin om-om dan demi selamatnya hidung gue...
Surabaya, here we go.
*****
Gue
tiba di Bandara Juanda pukul 9 malam. Seperti biasa, di sekitar Bandara pasti
banyak supir taksi gelap yang nawarin tumpangan. Jelas gue tolak, selain mahal,
gue juga dijemput oleh kakak gue, selain itu lagi masa cuma ditawarin
tumpangan? Tawarin pacar baru kek. Hih!
Sampai
di rumah kakak gue, gue langsung tidur, capek banget karena nunggu pesawat
delay 1 jam. Paginya pas bangun gue menemukan hal aneh. Ada penjual bakso
keliling lewat tapi pake soundtrack! Gile! Di Balikpapan penjual bakso keliling
masih ketukin mangkok sambil bilang, “so baksooooo...” Kalo di Surabaya, pake
soundtrack.
"Baksooo
Malang~
Baksooo
malaaaaaang~
Campur
sariiiiiii~"
Keren
abis.
Belum
selesai dengan kekaguman gue, ada follower twitter gue yang bilang gini:
Kampret memang...
Di
Surabaya gue numpang di rumah kakak pertama gue, Prahara. Di sana ada kakak
kedua gue, Ryan yang kebetulan lagi ngurus kuliah pasca sarjananya di Malang
setelah sebelumnya lulus S1 di Balikpapan.
Bisa dibilang gue ke Surabaya cuma pindah tempat tidur. Biasa tidur di Balikpapan,
sekarang di Surabaya. Gue gak jalan-jalan, di rumah aja gara-gara cuacanya
panas banget. Sepanas hati melihat mantan udah move on duluan dan pacar barunya
lebih cakep dari elu.
Selain
itu rumah kakak gue juga gak di perkotaan Surabaya. Lebih ke perbatasan
Sidoarjo-Surabaya. Soalnya, pas gue menuju rumahnya, gue ngeliat lambang kota Sidoarjo
berupa lobster dan ikan yang saling membelakangi. Dan tiap lewatin lambang ini,
bawaannya pengin bilang "cieeeee lagi diem-dieman ya makanya gak
hadap-hadapan cieeeee..."
*dirajam warga sidoarjo*
2
hari di Surabaya, gue mulai bosen karena di rumah aja, gue mutusin buat
keliling kota Surabaya, naik motor. Belakangan gue nyesel milih untuk keliling
kota karena lalu lintasnya brutal abis! Ada yang stop ngelewatin zebra cross
pas di lampu merah, ada yang gak pake helm, ada yang pake helm tapi bukan helm
standar.
Kalo
di Balikpapan ini disebut helm cakil dan helm ini udah punah di Balikpapan.
Selain lalu lintas yang brutal, pengendaranya juga ngebut semua dan rame-rame
kayak pasukan spartans.
Jalannya
juga 1 arah. Jadi, kalo salah jalan bakalan susah untuk muter balik. Untungnya
banyak polisi cepek yang ngatur lalu lintas. Di Balikpapan belum ada nih. Biar
lampu lalu lintas mati ya kesadaran dan sikap ngalah aja dari tiap pengendara
biar lalu lintas gak macet.
Banyak
perbedaan lainnya antara Balikpapan dan Surabaya. Di Balikpapan gak ada
indomaret, di Surabaya bertebaran di mana-mana. Di Indomaret ini lah gue sengaja
beli tiket kereta api ke Malang. Selain belum pernah ke Malang, gue juga belum
pernah naik kereta api karena di Balikpapan gak ada. Demi pengalaman baru apa
sih yang gak gue lakuin.
Karena
gue beli tiket di Indomaret dan bakal berangkat jam 7.15 pagi. Mau gak mau
sorenya gue harus ke stasiun untuk tukar tiket karena dikhawatirkan besok pagi
bakalan antri lama. Gue benci waktu gue terbuang untuk mengantri. Gue pun
menuju stasiun Wonokromo, dan di sinilah masalahnya. Gue gak tau di mana
stasiunnya. Kakak kedua gue yang ngajak ke Malang juga lupa di mana letak
stasiunnya. Kakak pertama gue tidur karena stress sama kerjaannya di kantor.
Mampus.
Gue
bangunin kakak pertama buat bikinin peta biar gak nyasar, doi malah marah-marah
dan ngasih gue peta kota Surabaya dan disuruh cari sendiri. Pas gue buka
petanya, “Anjrit, ini peta apa kain kafan? Lebar banget!”
Setelah
mencari letak stasiun Wonokromo di peta, ternyata jaraknya lumayan jauh. Gue
dan kakak kedua pun nekat pergi sambil bawa peta. Kayak dora.
Di
perjalanan, kita berkali-kali berenti untuk melihat peta dan mencari patokan.
“Di
deket sini harusnya ada mesjid.” Ucap gue.
“Itu
mesjid! Mesjid tambak rejo?”
“Mesjid
wadung asri” Gue melihat peta lebih dekat, “kalo mesjid tambak rejo arah
sebaliknya.”
“Oke,
kita nyasar,”
Kita
pun putar arah dan kembali melihat peta
yang gedenya mirip kain kafan ini. Suer, tanda petunjuk jalan di Surabaya bikin
bingung, jaraknya juga berjauhan. Jadi, misalnya di jalan gak ada petunjuk
jalan lagi kan takutnya nyasar. Gue simpan peta di tas dan pake GPS di hape gue
sebagai penunjuk jalan.
“Nah
ini Wonokromo, masih jauh kayaknya.” Gue garuk-garuk kepala sambil liat GPS.
“Rutenya?”
“Lurus
aja sampai di portal rel, baru belok kanan. Lurus. Sampai.”
Kakak
gue menggeber motornya dengan kecepatan maha dahsyat. Dengan cepat kita berdua
sampai di portal rel. Sambil nunggu kereta lewat gue melihat GPS lagi.
“Bener
kan lewat sini?” Tanya kakak gue.
“Kalo
di GPS sih ntar belok kanan, tapi...”
“Tapi
apa?”
“Coba
deh liat, gak boleh ke kanan, itu jalur 1 arah.”
“KITA
TERSESAAAT AAAAAKKKK!!!”
Kereta
api sudah lewat, portal pun terbuka, kita pun ikutin pengendara lain yang belok
ke kiri sambil berharap GPS salah.
“Patokannya
apa nih di sini?”
“Apotek
Yani." Gue garuk-garuk kepala liat GPS, "tapi, tadi kita lewatin
rumah sakit. Di GPS gak ada rumah sakit."
Kita
berenti di pinggir jalan. Gue cek GPS, arah kita malah menjauh dari Wonokromo.
Rumah sakit yang kita lewatin (rumah sakit mitra keluarga) ada di GPS. Fix, kita harus putar arah. You know, puter arah di rush hour di kota sebesar Surabaya itu chaos banget. Semua pengendara ngebut,
biar pun ibu-ibu yang hobi jalan di jalur tengah juga ngebut! Dahsyat.
Setelah
berhasil putar arah dan melewati rumah sakit mitra keluarga, gue ngecek GPS dan
arah kita sudah bener. Di pinggir jalan juga ada rambu yang menunjukkan ke arah
Wonokromo. Lurus aja. Tancaaaap! 10 menit di jalan dan gak ada rambu yang
nunjukin jalan. Gue cek GPS, posisi gue malah hilang. Ternyata hape gue
sinyalnya SOS.
Oke,
jangan panik. Mari bertanya kepada orang di pinggir jalan.
Penjual
bensin eceran jadi korban gue.
"Mas,
kalo ke stasiun Wonokromo lewat mana ya?"
"Oh,
luruuuuuuus terus aja, dek. Ntar ada belokan, belok kanan, luruuuuus lagi.
Sampe deh."
"Hgggg...
Patokan sebelum belokan itu apa, mas?"
"Apa
ya?" Si penjual bensin tampak berpikir keras, "oh! Royal! Mall
Royal!"
Gue
pun pergi dengan petunjuk dari seorang penjual bensin eceran. Motor digeber
dengan kecepatan maksimal. Singkat cerita, sampailah kita di depan mall royal.
Gue cek GPS, posisi gue udah muncul kembali, dan bener. Depan royal, sebentar
lagi sampai Wonokromo.
“Bener
nih? Tinggal cari belokan kan?” Tanya kakak gue.
“Yoi.
Baru lurus.”
Motor
kembali digeber. Gak sampe 5 menit jalan, kita udah menemukan belokan. Tanpa
pikir panjang kakak gue ngarahin motornya belok ke arah itu. Pas memasuki
belokan itu, ada pos polisi dengan rambu-rambu peringatan yang cukup banyak. Gue
sempet baca rambu-rambunya.
1.
Becak dilarang masuk
2.
Kendaraan roda 2 dilarang masuk kecuali pengawal presiden.
Gue
tepuk-tepuk punggung kakak gue dengan panik, "Gak boleh masuk, kampret!
Salah belokan!!"
Dia
rem depan secara mendadak. Kita stoopy.
“Serius?”
“Iya!
Ada rambunya tuh!” Gue panik, takut ada polisi yang ngeliat.
Mau
balik arah, ada pos polisi, mau terus pasti depan ada pos polisi juga, mau gak
mau kita muter balik. *nangis*
Dan
di sinilah kampretnya jalanan di Surabaya. 20 menit gue nyari belokan buat
putar arah lagi tapi gak dapet-dapet. Giliran ada belokan, eh ada rambu
dilarang memutar. Setelah perjuangan panjang, akhirnya kita berhasil menemukan
belokan untuk kembali ke arah Wonokromo. Kita jalan pelan-pelan takut salah
arah lagi. Kalo ketemu persimpangan atau pertigaan kita mutusin untuk nanya
tukang becak biar gak salah arah.
Berkat
petunjuk tukang becak akhirnya kita berdua sampai di stasiun Wonokromo. Kita
segera menukar tiket untuk perjalanan besok. Gue liat jam tangan gue. 1
setengah jam terbuang untuk mencari stasiun Wonokromo.
Kita
berdua segera pulang sambil cari makan, dan kalian tau? Cuma butuh 40 menit
dari stasiun Wonokromo ke rumah saat pulang. Gak pake nyasar.
Fakyea
GPS. All hail tukang becak!
*****
17
Januari, Pukul 5 pagi gue bangun. Mandi, solat subuh, sarapan seadanya dan
segera nelpon taksi buat di antar ke stasiun Wonokromo. Perkiraan gue adalah
jika naik motor makan waktu 40 menit, maka jika naik mobil (taksi) akan makan
waktu di atas 40 menit karena kita bakal berangkat pagi, jamnya orang berangkat
kerja.
Taksi
pun datang pukul 5.50, gue dan kakak kedua gue segera naik ke dalam taksi. Gue
hitung-hitung sekitar pukul 6. 40 sampai stasiun.
Kenyataannya:
Supir taksinya lewat jalan tikus. Sampai stasiun jam 6.20. Stasiunnya baru
buka. Satpam yang jaga masih pengen ngulet di kasur.
Yaudahlah,
daripada ketinggalan kereta, mending datang duluan.
Malang,
I’m coming!
To
Be Continued…
Sumber
gambar:
http://sedotwc-surabaya.blogspot.com/2013/01/tinja-sedot-wc-sidoarjo-031-78273589.html
http://manusia-dandunia.blogspot.com/2010/12/jenis-helm-tingkat-keamanannya.html
42 comments
Tukang becaknya keren, ngalahin GPS.
ReplyKapan-kapan ke sini Yog, Jakarta..
nggak terus ke Malang gan..
Replylanjut ke malang, di postingan selanjutnya~
ReplyYOIH. Tukang becak emang lebih tau -__-
Replykalo ada rejeki mau menjelajah kota2 di indonesia \o/
Beuh, itu nyasar jauh pake banget. Kalau saya di Surabaya alhamudlillah enggak nyasar. Dulu numpang tidur di kantor cabang pas liputan di sana. ^^
ReplyDan bener loh, GPS itu banyak enggak benernya. Baiknya bertanya pada tukang becak, tukang ojek, atau tukang tambal ban saj di pinggir jalan. Lebih terjamin kebenarnnya:D
hahaha emang susah kalo naik motor keliling kota orang, aku jg pernah gitu nekat jalan2 naik motor di pekalongan sama adek yg sama2 ga ngerti jalan, sukses nyasar juga! udah jangan pake GPS kurang valid, temen aku pernah kena tilang gara2 liat GPS yg nunjukkin harus belok padahal itu jalan searah. mending pake alat muktahir dari Allah.
Replyamazing :D
Replysetiap perjalanan emang bagusnya ada hal yang kayak gitu :D
Vina pernah juga waktu ke Banten sendiri naik bus, nyampe di Banten, turun tanpa dosa. Pas Bus menjauh baru ingat kalau Koper belum di ambil -_-
Gila ya, berserah diri pada GPS endingnya malah nyasar.
ReplyGue baru tau di tempat lo gak ada Indomaret. Gak pernah dapet ucapan selamat berbelanja donk? :D
Ambil hikmahnya aja, bisa dibikin postingan di blog kan kisah kampret nyari stasiunnya.
Btw, bagaimanapun juga yang namanya tukang becak emang yang paling bisa diandalkan dalam setiap suasana.
Lo gak kepengen punya cowok tukang becak Yog?
jalanan jawa emang keras yog, mau itu jawa bart, tengah timur, selatan barat daya.. semuanya keras soalnya jalannya terbuat dari aspal. ngebut itu karena panas.. :))
Replydari sidoarjo, surabaya, sekarang malang.. jogja juga mngkin yah
trip to java island... judulnya itu ajah keren hahaha..
klo dr sidoarjo perbatasan emg jauh ke kota nya hehe...
Replypalagi pake macet macet macet padahal gk ada si komo lewat.
waaahhhh sayang sekali kamu belum menjelajah surabaya.
cuma bentar doank alias singgah.
trus capcus ke malang.
ato abis dari malang baru jelajah surabaya?
ayo lanjuttt ceritanya :-D
hahaha
Replykalo uda nyasar emang gak nyenengin banget.
Salam nyasar aja deh. . . hihi
Kalo nyasar-nyasar kek gini tapi juga bikin pengalaman yang gak terlupakan juga :D
ReplyTuh kan, tukang becak dimana-mana emang bisa diandalin.
ReplyNyasar yang cukup kampret, brow..ambil capeknya aja.
Hahaha malah ujung-ujungnya cuman 30 menit :))
ReplyGile. Gue juga pernah ke Surabaya pas PKL, tapi entah di bagian mana. Kalo ngga salah deket stasiun pasar turi. Di sana ngga pernah macet deh perasaan. Sekalinya macet paling cuman 10 menit. Agak beda sama yang elu ceritain. gue pikir satu Surabaya itu enak, ternyata ada macetnya juga. Hehehee.
perjuangan mencari stasiunnya bener-bener kek pejuang. benari mati, cuma modal peta yang akhir tergantikan sama tukang bensin eceran sama tukang becak.
ReplyPas baru berangkat malah sialnya, malah kebagian banget sampai distasiunnya. Perhitungan lo salah, sebagai cowok lo tetep cowok.
cuman mau cari tiket aja serunya kagak ketulungan..tapi perasaan ga perlu buka petanya dora lu emang dari rumah khan jga bisa liat GPS khan??
Replyjadi ga sabar lu ke malang mau kemana emang??? ke bromo??? harusnya biar seru ada foto lu sama kakak lu lagi boncengan dong
dari rumah pake peta asli karena gak percaya GPS. pas buka peta ternyata bingung, yaudah GPS aja :))
ReplyTunggu aja di next post :p
jiaaaah... lagi pusing nyari stasiun mana sempet foto2 -__-
harusnya dari awal gue tanya2 orang aja ya :v
Replyiya, gue gak lupa kalo ada yang lebih tau jalan. Supir taxi :D
gue juga pernah ke daerah pasar turi, lumayan macet sih menurut gue. Mungkin tingkat pemahaman level macet di kepala kita beda :))
Replyall hail tukang becak!
ReplyYOI. bisa buat postingan blog juga xD
Replysalam!
Replyhaha iya, ada beberapa mall sh tapi masa liburan malah ke mall -__-
Replygue seminggu di surabaya, kebanyakan tempat keluarga haha
iya, next post~
*hening*
Replygak sempet ke jogja, padahal udah mau ke sana :(
gak ada indomaret, adanya maxi. yah, semacam indomaret gitu juga .__.
Replyhuahaha setiap perjalanan pasti ada yang diceritain xD
gue... masih... normal... kampret.
haha iya, jadi punya kenangan tersendiri :))
Replyanjis... jenius kopernya ditinggal xD
senasib! :))
Replyiya, kadang gps gak nunjukin jalannya searah/gak. Kasusnya yang di portal itu, di GPS ke kanan, tapi gak boleh ke kanan di rambu2nya :v
belum jago kalo belum nyasar :p
ReplyYOIH! HIDUP TUKANG BECAK!!
Hahaha. Iya kali ya. Gue kemaren nge-youtube Balikpapan rapih dan ngga macet banget soalnya. Keren, euy!
Replysalam kenal. kayaknya saya baru pertama kali ke sini hehe..
Replyternyata serumit itu ya jalanan di kota surabaya, sama kaya jalanan di bandung. jakarta juga rumit. iya jalan raya emang rumit #halah
Di Balikpapan ga ada indomaret? KOK, SE-DIH???
Replygak butuh2 amat soalnya gak ada kereta juga di kalimantan, kalo minimarket mah banyak :)))
Replyselamat datang kalo gitu~
Replyhaha iya, jalanan manapun bagi pendatang pasti rumit.
tapi sekarang udah mulai macet.. ke balikpapan gih :))
ReplyDuh serunyaaaa ya meskipun kayaknya capek di tersesatnya hahahaha :p
ReplyKe Malang juga? Ayo mampir mampir :D
huahaha iya, capek pas nyasar, pusing juga -__-
Replyiya ke malang juga kok~
Korelasi antara Indomaret sama kereta apa dah ( =_____=)?
Replykan tulisan di atas indomaret buat beli tiket kereta bang. Kalo masalah minimarket di bpn juga banyak. gitu .__.
ReplyIndomaret emang menghalalkan segala bentuk pendapatan uang sampe tiket kereta juga di jual di situ.
ReplyBang bang, aku kira saat nyeritain perjalanan yang pake peta segede itu, aku ngebayangin nya ngendarain mobil loh. Ternyata, motor.
Perjuangan bener sepertinya.
Sebenernya sih paling tepat nanya ke orang sekitar. Mereka penduduk situ yang pastinya tau lokasi-lokasi daerah nya. Dari awal gausah nurutin peta atopun gps, mungkin lebih cepet sampe dan gak pake acara kesasar deh.
dasar ind*oma*ret haha
Replygak ada mobil jadinya naik motor dan... chaos abis.
Tapi kalo nanya orang sekitar juga takutnya malah dibikin kesasar terus ketemu preman, dipalak :(( oke, imajinasi gue berlebihan.
untung waktu ke surabaya ada temen asli sana, jadi gk nyasar :p
Replycobain nyasar deh, greget. :))
ReplyPost a Comment
Terima kasih sudah meluangkan waktu kalian untuk membaca postingan gue. Gak perlu ninggalin link blog untuk dapet feedback, karena dari komentar kalian pasti dapet feedback yang sepadan kok.
Terima kasih!