Wanita itu lari dengan tergesa-gesa. Sadar bahwa sang Hansip
tadi melihat aksinya bagai melihat seorang pencuri pakaian dalam nenek-nenek.
Sudah cukup jauh ia berlari hingga betisnya sedikit
berkeringat. Ia mulai memelankan langkahnya hingga benar-benar berhenti. Namun
langkahnya kini malah mengajaknya untuk kembali ke tempat awal ia melihat sang
Hansip beraksi.
Bang
toyib..bang toyib.. abang tak pulang..pulanggg…
Suara ringtone hape khas orang galau kini membahana di
pangkalan ojek.
“Jek,hape
lo bunyi” kata si Bima sambil mendorong-dorong pantatnya Reja dengan
pentungan keramatnya.
“Hoooaaamm..
apaan cuk?” jawab Reja sang Ojek sambil menguap. Mungkin kalo ada
gajah lewat bisa ikut tersedot kedalam uapannya.
“Hape
lo koplak!” balas si Hansip sedikit kesal,ntah kesal karena
wanita tadi atau karena bau surga dari uapan sang ojek.
KLIK. Reja mengangkat telfon masuk dari nomer yang tak
dikenalnya.
“Anjas
disini,kamu dimana? Oh oke,abang kesana”
Dan Klik,suara telfon ditutup begitu nyata. Sreeeettt..
suara resleting jaket ditarik pun begitu bersahaja.
“Gue
pergi jemput Iman anak pak RT dulu”
“Tunggu
sebentar. Nama lo Reja atau Anjas?”