A Great Story Comes With Great Stupidity : January 2016

kenyamanan adalah koentji

Sekitar 2 tahun terakhir sebenernya gue pengin melakukan beberapa perubahan untuk blog ini. Iya, blog ini terhitung tampilannya gini-gini aja, padahal blog ini sudah aktif mulai tahun 2010. Yang paling parah jelas header blog. Header-nya sudah gak ganti 3 tahun lebih sodara-sodaraaaa!!! Udah mirip sama Bang Toyib yang gak pulang-pulang.

Berhubung gue udah gak se-excited dulu pas awal-awal ngeblog, di mana gue belajar kode-kode buat modusin blogger cewek HTML buat design blog, sekarang gue pasrah aja tampilan blog ini begini saja. Yang penting kontennya. Tul tidak? 

*anjrit, gaya banget padahal update aja sebulan sekali*

Kekuatan super yang muncul saat UAS

Menjelang tahun 2015, ketakutan gue menghadapi tahun itu adalah karena gue akan magang. Menjelang tahun 2016 kemaren, gue lagi-lagi mengalami ketakutan. Tahun ini gue udah mulai skripsian. Iya, Di awal tahun 2016 ini gue baru saja menuntaskan UAS semester 7. Mau bahagia karena liburan pun dilema karena udah kepikiran,


“JUDUL SKRIPSI GUE APAAN, YA?”

“GUE BISA LULUS TAHUN INI GAK, YA?”

“MANTAN UDAH NGAPAIN AJA SAMA PACAR BARUNYA, YA?”

Jadi mahasiswa semester akhir gini amat ternyata.

Nah, selama kuliah 7 semester itu tentunya gue udah 7 kali menghadapi yang namanya UAS. Bagi adik-adik yang berpikiran kalo UAS anak SMA dan Kuliahan itu sama, kalian salah! UAS itu jadi penentu nilai (IP) kalian untuk bisa ngambil berapa banyak mata kuliah di semester depan. Semakin tinggi, semakin banyak bisa ngambil mata kuliah semester depan, semakin cepet lulus. Gitu. 

Makanya UAS itu menjadi momen special, di mana para mahasiswa tiba-tiba memiliki kekuatan ajaib agar bisa mendapat IP bagus. Misalnya aja kekuatan seperti ini…

1.Kekuatan untuk datang super cepet

Kelakuan temen-temen sekelas gue pas perkuliahan biasa adalah sering telat. Jadwal kuliah mulai pukul 8.30 pagi, mereka datang pukul 8.45. Pernah juga ada yang datang pukul 9.30. Untungnya dia diperbolehkan masuk ke kelas oleh sang dosen setelah menggunakan alasan klasik “ban bocor”, padahal gue tau kalo temen gue itu kesiangan, atau di rumahnya gak ada teknologi bernama jam.

Nah, saat UAS, kelakuan mereka berubah 180 derajat. UAS dimulai pukul 8.30, gue pun berangkat dari rumah pukul 7.45 karena perjalanan dari rumah ke kampus itu 30 menit. Masih bisalah pilih tempat duduk di belakang, pikir gue.
Pukul 8.15 gue sampai kampus dan segera menuju ruang ujian. Begitu buka pintu… KELASNYA SUDAH PENUH! GUE DAPET KURSI PALING DEPAN! *nangis*

Besoknya, gue berangkat lebih cepet. Gue berangkat pukul 7.30 dari rumah. Sesuai perkiraan, gue sampai kampus pukul 8.00. Begitu sampe kelas… KELASNYA SUDAH PENUH LAGI! 

Gue penasaran, gue Tanya sama temen-temen gue, “Kalian jam berapa sih sampe kampus?”

“Pukul 7.30.”
 “….”

Begitu dahsyatnya UAS, yang tukang telat saat perkuliahan biasa aja bisa datang cepet.

2.Kekuatan untuk bisa menulis di mana saja

Selain agar bisa ngambil barisan kursi paling belakang, niat gue datang UAS 15 menit sebelum mulai adalah agar bisa melakukan persiapan untuk mencontek. Iya, gue gak munafik kalo gue masih nyontek karena kadang materi yang di-UAS-kan itu banyaknya minta ampun. Belum lagi rata-rata soal UAS itu berformat sebutkan dan jelaskan serta berikan contoh! Jadi, kadang gue suka nyatat poin-poin materi yang gue rasa bakal keluar di soal nanti.

Di mana kah gue nyatat?

Karena gue gak ahli dalam mengeluarkan catatan atau fotokopian yang sudah dimikro, gue nyatat di… telapak tangan dan meja. Iya, meja anak kuliahan yang begini:

Nemu di gugel dengan keyword: kursi anak kuliah. Nice info, kan?
Biasanya gue bakal pilih yang warna mejanya hitam, jadi bisa gue tulisin pake pensil. Kalo udah selesai, tinggal hapus untuk menghilangkan jejak. Ehe.

3.Kekuatan untuk bisa membaca tulisan kecil

Kelanjutan dari kekuatan bisa menulis di mana saja adalah para mahasiswa mendapatkan kekuatan bisa membaca tulisan kecil. Gak mungkin dong kita nulis di meja, tapi tulisannya gede-gede kayak paha badak? Pasti kita akan menulis sekecil mungkin! Dan karena faktor itulah, kita mendapatkan kekuatan membaca tulisan kecil untuk mengisi jawaban dari soal UAS.

Saat mendapatkan contekan dari temen berupa gumpalan kertas juga isinya pasti tulisan kecil, gak mungkin 1 folio. Jadi, kekuatan ini bener-bener bermanfaat demi meraih IP tinggi.

4.Kekuatan untuk berbicara dan mendengar tanpa suara

Apabila semua contekan yang sudah kita buat gak ada yang keluar di soal, kita bener-bener gak tau jawabannya, pilihan 50:50 sudah dipakai, phone a friend gak bisa digunakan karena saat UAS dilarang membawa hape, maka satu-satunya cara agar lembar jawaban terisi adalah dengan bertanya ke temen.

Jika bertanya bisa menggunakan kode lewat jari, memberi jawaban akan lebih ribet karena kita harus mendiktekan jawaban ke temen tanpa suara.

TANPA SUARA! *sengaja diulang biar keren*

Tiba-tiba aja kita bisa ngomong tanpa mengeluarkan suara, hanya melalui gerakan bibir, kerennya temen kita bisa ngerti kita ngomong apaan dan segera mencatat jawabannya. Keren.

5.Kekuatan merasakan tatapan tanpa melihat

30 menit awal di UAS, biasanya para mahasiswa akan berusaha mengerjakan soalnya sendiri. Tanpa tolah-toleh, pandangannya terfokus pada lembar soal dan kertas folio. 30 menit awal sudah terlewati, kita mendadak punya kemampuan merasakan tatapan. Kita mendadak ngerasa orang di belakang atau sebelah kita membutuhkan bantuan, dan kita segera menoleh. Setelah menoleh, orang yang kita tatap tadi langsung menggunakan kode di tangannya untuk bertanya nomor soal yang dia tidak tau jawabannya. Iya, dengan menatap orang lama-lama, dia akan tau kalo dia ditatap. Kekuatan yang mengerikan!


6.Kekuatan gak mau rugi
“Ssssttt!”

“Uhuk!”

Cara-cara di atas adalah cara klasik jika kekuatan tatapan mendadak tidak berfungsi. Biasanya temen yang dikodein begini adalah temen yang pinter tapi mendadak budek pas ujian. Dikodein gak noleh, dipanggil gak noleh, dilempar bom nuklir dia mati. 

Gue menyimpulkan, mahasiswa tipe ini berusaha mendapatkan IP bagus dengan kekuatan pura-pura budek. Dia gak mau temen-temen lainnya mendapat IP bagus seperti dia. Mahasiswa begini, halal dikucilkan dari pergaulan.

Kayaknya itu aja kekuatan-kekuatan yang muncul (yang gue sadari) saat berlangsungnya UAS. Mungkin ada kekuatan lainnya yang gak gue sadari, tapi ya namanya juga mahasiswa, selalu menghalalkan segala cara agar dapet IP tinggi, bisa ngambil banyak mata kuliah semester depan, semakin cepet juga galauin skripsi… Eh.