Seperti
sebuah tradisi, para blogger murtad akan mulai ngeblog lagi di akhir tahun atau
awal tahun baru. Iya, ini gue sedang melakukannya.
Tahun
2018 kemarin secara gak sadar gue vakum ngeblog. Semua tulisan yang gue ketik
sesempatnya hanya berakhir di draft, gak ada yang gue posting. Dunia kerja
bener-bener sudah mengambil alih waktu gue. Setiap kali pulang dari kantor,
ketemu kasur, gue langsung tidur. Selemah itulah gue dengan kasur.
By the way, gara-gara teman kantor nyetel
lagunya Marcell yang ‘Firasat’, gue jadi kepikiran buat nulis lagi. Bukan,
tulisan kali ini bukan mau review lagu itu dalam bahasa Polandia, tapi pas
bagian reff-nya ituloh yang bikin gue merasa berdosa sama blog ini karena 1 tahun tidak di-update.
“cepat
pulang, cepat kembali jangan pergi lagi~”
Buat
yang masa remajanya dihabiskan dengan mendengar lagu Young Lex, FYI aja, itu
reff-nya.
“Pospiesz
sie, Popsiesz sie, nie odchodz~”
Nah,
kalo itu versi bahasa Polandia, FYI aja.
Kombinasi
mendengar lagu itu berulang-ulang dan inget terakhir kali gue nulis itu bulan
Januari tahun lalu, lirik yang seharusnya romantis itu berubah menjadi,
“Cepat
pulang, cepat kembali ayo ngeblog lagi~”
Jadi,
yaudalah gue update tulisan ini. Selain itu gue juga mulai capek gara-gara
sering ditanyain, “kapan update blog lagi?”
Terakhir ada yang nge-DM gue di instagram nanya begitu. Karena gue emang lagi sibuk kerja dan jangankan nulis, nyalain laptop aja gak sempet, gue balas aja: “Lagi sibuk euy…”
Terus
dia balas lagi. “Tega kau bang.”
TEGA.
KAU.
BANG.
(((TEGA
KAU BANG)))
YA
ALLAH… INI GUE GAK UPDATE BLOG, BUKAN MUTUSIN PACAR PAKE ALASAN “AKU BARU AJA
DAPAT HIDAYAH DAN INGIN SEGERA BERTAUBAT. KITA PUTUS YA!”
Alasan
lain adalah karena beberapa hari yang lalu gue baru dapet e-mail penawaran
kerjasama untuk blog ini. Seperti lagu Doraemon, ingin ini ingin itu banyak
sekali. Penawaran ini tentu saja adalah sebuah godaan. Siapa sih yang gak
pengin dapet duit dari melakukan hal yang dia sukai? Tapi, setelah gue pikir-pikir dengan seksama,
tawaran itu gue tolak.
IYA,
GUE TOLAK!
Bukan
karena gue sok kaya dan gaji gue tumpeh-tumpeh kayak DJ Dinar Candy, tapi
karena… postingan terakhir blog ini sudah content placement, MASA SATU TAHUN
GAK UPDATE TIBA-TIBA UPDATE EH ISINYA CONTENT PLACEMENT LAGI?! BISA-BISA BLOG
GUE DIBAKAR MASSA ANJER. :”
Sebenernya
alasan paling kuat kenapa gue update lagi ya karena alasan terakhir itu sih.
Ehe.
*****
Selama
setahun kerja, gue sudah ganti posisi 3 kali. Kalo gue pemain bola, gue pasti sudah
jadi langganan Timnas. Kapan lagi punya pemain yang bisa di 3 posisi berbeda: pemain
cadangan, supporter, supporter cadangan.
Keren.
Jika
di unit sebelumnya aja gue sudah bilang bahwa pulang tepat waktu adalah mitos,
maka di unit gue yang baru ini pulang tepat waktu adalah mustahil. Gue pindah
ke unit operation dan ibarat motor, unit operation itu adalah mesinnya. Kami
yang mengurus segala hal, yang berhubungan dengan kegiatan operasional kantor.
Gue sendiri di bagian keuangan, jadi semua urusan yang berhubungan duit,
langsung berhadapan dengan gue. Mulai dari belanja bulanan, bayar tagihan
sampai membayar utang Negara tetangga.
Di
awal posisi ini, gue sangat kesulitan. Manajemen waktu gue bener-bener
berantakan (Gue gak tau apa yang musti dikerjain duluan), gue juga gak tau bagaimana
cara membaca rekening Koran (bacanya dari kanan apa dari kiri), yang paling
parah tentu saja saldo gue sering selisih (DUIT GUE KOK HILANG 100 RIBU ANJER
DIMANA LO SEMBUNYI WOY NONGOL LO! PASTI ADA TUYUL DI KANTOR KITA! AYO KITA
PANGGIL DUKUN!!!).
Seiring
berjalannya waktu, Alhamdulillah gue sudah mulai bisa. Gue sudah bisa baca
rekening Koran (yang ternyata bacanya bukan dari kanan atau kiri). Gue juga
mulai jarang selisih saldo (LOH INI KOK SALDO GUE GAK SELISIH SIH?! INI
MENCURIGAKAN!!!)
Yang
paling utama adalah manajemen waktu gue. Ternyata untuk menyelesaikan pekerjaan
gue (agak) cepet kuncinya adalah gue harus tau apa yang dikerjakan lebih dulu,
mana yang prioritas mana yang cuma pelarian di saat bosan. :’)
Setelah
tau apa yang musti dikerjakan, gue juga musti mengatur waktu, memperkirakan
pekerjaan gue selesai jam berapa, setelah itu harus kerjain apa lagi dan berapa
waktu yang gue perlukan. Kalo gue merasa banyak membuang waktu, solusinya
adalah… minta tolong orang lain. Karena kalo semua gue kerjain sendiri, gak
akan bisa cepat selesai pekerjaan gue hari itu.
Gue
paling sering minta tolong ke OB dan Driver kantor.
Sang
OB biasa gue minta untuk bantu belanja, kadang juga gue minta untuk ke bank
karena kantor gue di tengah kota, jadi ada beberapa bank yang di kiri kantor
dan kanan kantor. Tiap siang gue selalu nyetor duit ke bank yang ada di arah
kanan kantor, sedangkan yang di arah kiri gue minta tolong OB.
Awalnya
ya gue gak enak minta tolong gitu, tapi karena demi cepat selesainya pekerjaan
gue, mau tidak mau gue menyingkirkan perasaan ‘gak enak’ itu.
Gue:
“Pak, sibuk gak?”
OB:
“Enggak, Mas. Kenapa?”
Gue:
“Bisa minta tolong ke bank B*I , Pak? Soalnya saya mau ke bank B*I, antrian di
bank B*I biasanya panjang Pak, takut gak keburu aja.”
OB:
“Bank B*I ya?”
Gue:
“Iya, Pak. Bank B*I ya. Bukan bank B*I.”
OB:
“Siap, Mas! Bank B*I, Bank B*I, Bank B*I, Bank B*I.”
Gue:
“Nah itu. Makasih ya, Pak!”
Happy
ending.
Sedangkan
driver, daripada dia gabut, gue minta untuk melakukan aksi debus. Oke, enggak.
Gue kadang minta tolong untuk setoran ke bank juga, atau beli keperluan kantor.
Ya sama aja kayak OB tadi sih. Pokoknya siapa yang gue liat lagi gak sibuk, gue
mintain tolong. Kalo gue ngeliat Paul Pogba lagi sebat di depan kantor, gue
mintain tolong juga tuh.
Di
antara kedua orang ini, kayaknya yang paling sering bermasalah saat gue
maintain tolong adalah sang driver, Pak Anto. Beliau ini sosok bapak-bapak yang
kekar (mungkin kalo bensin mobil sekarat, bukannya dibawa ke SPBU, tapi mobilnya
dia matiin, lalu dia pikul sampai kantor), untuk menambah kesan beringas, tidak
lupa ada tattoo menempel di lengannya (tattoo asli, bukan panu, sudah gue cek).
Masalah
pertama adalah beliau sangat menjunjung tinggi prinsip pria kekar, bahwasanya
pria kekar itu harus selalu macho dan tidak boleh melakukan tindakan cemen.
Waktu
itu gue minta tolong beliau untuk membeli teh dan gula. Pas gue minta tolong
begitu, ekspresinya ya biasa aja. Tidak ada raut wajah keberatan atau pun nahan
boker. Setelah menerima uang dari gue, beliau pergi meninggalkan kantor.
Beberapa
menit kemudian dia kembali dengan bungkusan di tangannya. Sambil memberikan
nota pembelian dan uang kembalian, beliau cerita, “Tadi aku diketawain sama
penjualnya.”
“Hah?
Kok bisa? Emang kenapa, Pak?” Gue bingung.
“YA
MASA ORANG BEROTOT DAN BERTATTOO GINI KE WARUNG BELINYA TEH SAMA GULA?!
PENJUALNYA NGIRA MAU BELI ROKOK ATAU MALAK, TAUNYA BELI TEH. YA DIKETAWAIN.”
Mau
ketawa tapi takut durhaka sama orang tua. Gue pun memilih diam. Tapi bahu gue
naik-turun.
Masalah
kedua adalah perkara tulisan tangan gue yang saking jeleknya bikin dokter
minder dan memilih resign. Gue sering nitip slip setoran tunai untuk
ditransaksikan oleh Pak Anto di bank. Pas lagi sibuk-sibuknya main zuma, hp gue
bergetar, ada sebuah chat masuk. Ternyata dari Pak Anto. Gue pun membaca dengan
seksama isi chat itu. Ada sebuah foto slip setoran gue, lalu keterangan
fotonya: “Ini nomor rekeningnya berapa? Angka 0 atau D?”
“….”
Inginku
Marah lalu berubah menjadi makhluk hijau raksasa dan mulai menghancurkan kota,
tapi gak jadi, sebaiknya mengumpat saja. “YA ALLAH… REKENING MANA ADA YANG PAKE
HURUF. JELAS-JELAS ITU ANGKA… 6!!!”
Tapi
kalo keduanya sibuk, mau gak mau gue sendiri yang pergi ke bank. Kebetulan bank
yang gue tuju itu gak terlalu jauh dari kantor. Jalan kaki cukup 5-7 menit.
Kalo merayap belum tau sih. Belum gue cobain.
Hari
itu Pak Anto pergi mengantar big boss untuk meeting di luar kantor. Sedangkan
OB lagi sibuk banget. Mau minta tolong gak tega gara-gara keringatnya mengalir
deras di jidat beliau. Mungkin kalo ditampung, keringat beliau bisa 1 tandon.
Demi
menghemat waktu dan agar pekerjaan gue hari itu cepat selesai, setelah jam
makan siang gue langsung ke bank. Di saat yang lain baru datang ke kantor
karena makan siang, gue sudah pergi melaksanakan pekerjaan gue. Kurang teladan
apa coba gue sebagai karyawan? Gue pantas diganjar penghargaan Balloon D’Or.
Gue
mengambil kertas catatan berisi nominal uang yang musti gue setorkan, tidak
lupa gue membawa kartu ATM, lalu pergi jalan kaki ke bank.
Oiya,
untuk jalan kaki ini gue sendiri yang milih untuk melakukannya. Padahal ada
motor kantor yang nganggur di garasi, tapi gue lebih memilih jalan kaki.
Sekalian olahraga. Selain itu juga karena kantor gue di pusat kota, maka sering
banget terjadi kemacetan, makanya gue males mengendarai motor hanya untuk ke
bank. Terus sampe bank ada tukang parkirnya pula. Sebagai #AnakEkonomi yang
#GakMauRugi tentu saja gue gak mau bayar dua ribu. Sebenernya alasan utama sih
alasan yang terakhir itu.
Lanjut.
Beberapa
menit kemudian gue sampai di bank, gue segera masuk ke dalam ATM dan ngadem
bentar. PANAS WOY SIANG-SIANG JALAN KAKI.
Setelah
keringat di ketek mengering, gue pun mentransaksikan sesuai dengan catatan gue.
Setelah semuanya beres gue transfer, gue melirik jam tangan yang melingkar di
tangan kanan gue.
“Baru
jam 13.40.”
Gue
lalu mengingat pekerjaan yang belum gue kerjain dan harus segera gue kerjain
kalau sampai kantor. Sedetik kemudian senyum gue mengembang. Pekerjaan hari ini
tidak terlalu banyak dan gue optimis bisa pulang lebih cepat.
Kaki
gue melangkah keluar dari ATM center dan mulai berjalan santai kembali ke
kantor. Membayangkan pekerjaan gue bakal cepat selesai sambil jalan kaki gue
merasa sayup-sayup diiringi lagunya Pharell Williams – Happy.
Beberapa
menit kemudian gue sudah sampai teras kantor, kaki gue terus melangkah menuju
pintu masuk. Tangan gue mendorong pintu kaca, walaupun tulisannya “tarik”. Bodo
amat, yang penting pintunya gak gue pelintir.
Kaki
gue terus melangkah, berjalan di dalam ruangan kantor. Gue melewati kasir dan
customer service, membuka pintu dan voila! Gue sampai di ruangan unit gue.
“I’M BACK!” Kata gue, dengan nada suara Batman.
Rekan
kerja yang lain menghentikan sejenak pekerjaannya, menatap gue dengan pandangan
ingin membunuh.
“Yoga
ini ditelponin gak bisa sih?!” protes seorang rekan kerja. “Aku telponin 4 atau
5 kali tadi tuh.”
“Masa
sih tadi nelpon? Kok hapeku gak ada getar-getar gitu?” balas gue, sambil
mengambil hape gue di kantong celana bagian kanan. Begitu hapenya gue dapat,
gue melihat memang ada beberapa notifikasi, ada 4 panggilan tak terjawab. Gue
lihat jam berapa mereka nelpon.
“14.01”
Gue
segera melihat jam juga. “Hmmm… 14.02.”
NELPONI
DARI TADI APAAN, BEDA SEMENIT DOANG ITU GUE JUGA SUDAH DI DALAM KANTOR KALI.
:’)
“Emang
Ada apa kok nelpon?”
“Tadi
bos nelpon, katanya bayarkan tagihan dari cabang Samarinda. Cepet kembali lagi
ke bank.”
“…”
CEPET.
KEMBALI. LAGI. KE. BANK.
YA
ALLAH… COBAAN APALAGI INI. PANAS LOH DI LUAR.
“Gak
bisa besok aja?” Tanya gue, sambil mijit-mijitin betis gue sendiri.
“Gak
bisa Yogaaaa… Itu tagihannya juga sudah seminggu yang lalu belum kita bayarkan
juga.”
“Emang
sudah clear kok dibayarkan?”
Jadi,
tagihan dari Samarinda itu sebenernya sudah mau gue bayarkan dari saat pertama
ditagihkan, yang jadi masalah: ada salah penginputan tagihan. Yang ditagihkan
1,3 juta, sedangkan di system cuma 1,2 juta. Tentu saja gak gue bayarkan dulu
karena gue gak mau nombok dari kesalahan yang bukan gue lakukan sendiri. #AnakEkonomi #GakMauRugi #Part2
“Sudah
clear,” balas rekan kerja gue.
“Makanya tadi diminta sama bos segera bayarkan, soalnya yang di Samarinda sudah
ngamuk kita gak bayar.”
“Ah
enggak… Ini bisa-bisanya kalian aja mau ngerjain aku kan?!” Gue pun mendaratkan
pantat gue di kursi. “Udah ah mau lanjut kerja biar biar bisa pulang cepet.”
Iya,
temen seunit gue ini emang kampretnya kebangetan. Suka bener menyebar hoax. Gue
sudah pernah jadi korbannya. Waktu itu katanya gue dipanggil sama bos buat ke
ruangannya, begitu masuk, ternyata gue gak dipanggil. DEG-DEGAN GUE JADI
PERCUMA BANGSAAAAAYYY.
“Yaudah
kalo gak percaya.” Kata dia.
Baru
aja pegang mouse. Hape gue bergetar, nama Bos gue tertera di sana. Feeling
mulai gak enak.
“Ha-halo.”
Gue angkat panggilan telpon itu dengan sedikit ragu.
“Ga…
Tagihan Samarinda sudah dibayarkan?”
WAH. WAH KOK NANYA
BEGINI ADA APA NIH?!
“Be-belum,
Pak.” Dalam hati, gue mulai berpikir keras gimana caranya supaya tidak usah
membayar tagihan itu hari ini. Jari gue mulai mengarahkan kursor mouse, membuka
google chrome dan mengetik: cara agar tidak disuruh oleh bos.
Belum
juga hasil pencariannya keluar, di ujung telpon bos melanjutkan omongannya, “Tolong
dibayarkan hari ini, ya.”
YA ALLAH…
“Masalah
salah input yang kemarin sudah clear,
Pak?”
“Sudah.
Tolong dibayarkan ya hari ini.”
Hari
ini.
HARI.
INI.
(((HARI
INI)))
GPP.
AQ QUADH.
Gue
pun mengangkat pantat gue dari kursi, mengambil kartu ATM dan pergi lagi ke
bank, diiringi lagu Marcell – Firasat.
CEPAT PULANG~
CEPAT KEMBALI, LALU KE
BANK LAGI~
26 comments
Kenapa harus Pogba? Kan bisa Wijnaldun.
ReplyPogba lebih funny
Replycie, ngeblog lagi, nih, ye
Replyitu kenape labelnya robot bernyawa hadeeeeh?
ReplyWawwwwww luchu se-X :-D:-D:-D
ReplyAnda ini ngapain aja sampe bisa ganti2 posisi 3 kali woy? :))
ReplyPadahal dulu gue ngebayangin lo yang pas KKN ngajar ke kelas2 merusak intelektual anak kecil lho.
Waw, udah 3 kali ganti posisi. Posisi WOT paling mancap tuh. Posisi misinoaris juga favorit aku sih.
ReplyBtw, bank B*I itu maksudnya bank B*I atau bank B*I sih?
Bole ngasi saran ngga? kedepannya minta bos buatin perosotan menuju bank B*I dan bank B*I. Kalo mau ke atm ngga perlu panas-panasan. Tinggal merosot aja ampe bokong lecet. Wlwlw. Tq.
wah keren iya, sibuk kerja tapi masih mikirin blog. blogku sendiri sudah tertelantarkan. HAHAHA :v
Replybtw, kak yoga masih mempertahankan domain .com iya?
ReplyTak kira alamat domain ini udah expired...ternyata masih ada ^^
ReplyCobalah, Yog, sekali-kali merayap dari kantor sampai bank B*I atau B*I. Penasaran aku, berapa menit itu kalau kesana-nya nggak jalan kaki atau naik motor.
Kayaknya di awal tahun emang mulai banyak yang ngeblog lagi nih. Mari kita lihat apakah pernyataan lu itu terbukti, atau ada yang emang pengin bangkit. :)
ReplyKenapa harus disensor nama banknya, sih? :( Karena ada kerja sama dengan kantor lu, kah?
Stereotip banget itu penjaga warungnya. Masih mending abang berbadan kekar itu beli gula sama teh, bukan pembalut.
cie **** ******** ************* *** ***
Reply****** *** ****** ******b****** *****H****
***b*** K*****n ***k*** g****
KEMBALI HANYA UNTUK MENGHILANG LAGI. YUHU~
ReplyMon maap atas terornya bang
ReplyLagian kenapa bayarnya harus manual si. Kan biasanya ada tuh klo mau transaksi corporate bisa online transfer.
ReplyDuh, gw jadi makin khwatir dngan kehidupan di dunia kerja. Ga kuat gw jauh2 dari rumah T_T. Apalagi harus pulang larut. Ga mau buka usaha ternak capung aja yog? Berhenti aja, berhenti.
Sekarang udah bulan maret nih, mana postingan lo lagi bro? HAHAHA... Apakah bulan januari 2020? wkwkwkw
ReplyBuset yog. Lama ga liat blog lu dan gue lagi ngitung payroll nih. Buat gajian karyawan. Semangat yog buat kita
ReplyTulisan lo gak pernah gak lucuu ya bang menghibur banget gue nyesel napa gak dari dulu baca blog lu, ternyata kesialan terjadi gak cuma pas sma tapi juga di dunia kerjaa, keep writing bang yog
ReplyCepat pulang cepat kembali dan jangan pergi lagi hahahahaa
ReplySalam kunjungan dan follow :)
Replymenjadi silent rider bertahun-tahun akhirnya saya melihat banyak blog-blog yang dulu saya sering kunjungi udah tumbuh. udah beda. seingatku blog ini suka ada kata-kata dan persona yang kasar deng. di tulisan ini saya tidak menemukan persona kasar itu lagi selain bagian panunya pak anto.
Replyngenes gan cerita kamu gan,,,
ReplySesangar apa sih pak anto?
ReplyDari dulu jaman kapan ya wkwkwk lupa deh, suka banget bacain blog bang yoga soalnya lucuu lucuu.
ReplyDan ini komen pertamaku setelah sekian lama baca blognya bang yoga hehe
Idola eug ternyata tahun ini memosting tulisannya kembali (meskipun cuma 1). Semangat gawenya bang yog biar bisa beli Ashley Young
Replyhai capuuungg pa kabar?
Replyogut ngikutin jejak anda buat mulai lagi ngeblog hahhahahhah kesian jg udh usang bats itu blog :))
seperti biasa, tulisanmu mood booster bats woy hahahhah gak berubah ternyata :))
Post a Comment
Terima kasih sudah meluangkan waktu kalian untuk membaca postingan gue. Gak perlu ninggalin link blog untuk dapet feedback, karena dari komentar kalian pasti dapet feedback yang sepadan kok.
Terima kasih!