A Great Story Comes With Great Stupidity : 22 Tahun dan Cobaan Hari Pertama Puasa

22 Tahun dan Cobaan Hari Pertama Puasa

Tanggal 4 Juni 2016 gue resmi berumur 22 tahun.
Sama seperti tahun-tahun sebelumnya, saat menjelang ulang tahun, gue akan mengganti tanggal lahir di seluruh akun sosial media gue, biar saat hari H, ketahuan mana temen yang inget beneran sama yang inget karena facebook. Juga biar gak ada yang minta traktiran. Alasan paling kuat sebenernya alasan yang terakhir sih.

Yha. Gue emang se-gak mau rugi itu. #AnakEkonomi #GakMauRugi

Dari tahun ke tahun yang inget sih emang makin dikit, wajar sih karena pasti temen-temen gue akan bertemu dengan orang-orang baru, yang membuat mereka melupakan beberapa hal di masa lalu untuk menyimpan memori baru bersama orang-orang baru tadi.

Jika tahun lalu gue ulang tahun masih bersama pacar, jadi biarpun temen-temen gue lupa, gue gak sedih-sedih amat. Berhubung tahun ini gue lagi absen dalam dunia perpacaran, maka sesuai prediksi… gak ada yang inget.

Sebenernya ada sih yang inget. Jadi, pas pagi-pagi gue cek hape, ada sebuah SMS ucapan selamat ulang tahun gitu…
…Dari klinik tempat gue berobat pake kartu BPJS. :’)

Mantan gue yang tahun lalu saat statusnya masih pacar itu juga ngucapin. Temen-temen se-geng pas SMA ngucapin beberapa hari kemudian. Ya gitu doang sih. Gak ada yang bener-bener spesial. Satu-satunya yang menarik perhatian gue adalah di umur yang ke-22 ini adalah… SIM gue mati.

Tidak seperti kebanyakan anak SMA yang merayakan sweet seventeen dengan mengadakan pesta dan mengundang banyak temannya, gue melewati sweet seventeen dengan membuat SIM. Nah, Itu artinya, ulang tahun ke-22 akan bersamaan dengan matinya SIM gue.

Gue pun mulai googling dan tanya-tanya ke temen yang pernah memperpanjang SIM, bagaimana prosedurnya? apa aja syarat-syaratnya? jika diperpanjang mau berapa meter?

Temen gue, si Reza, menjadi korban untuk gue tanya-tanya karena gue inget si Reza pernah perpanjang SIM di akhir tahun 2015 kemaren.

“Bawa aja fotocopy KTP 4 lembar, fotocopy SIM 4 Lembar, bawa juga SIM yang sudah mati.” Jawabnya. “Waktu itu aku perpanjang di bus SIM keliling. Kamu coba di situ aja, lebih cepat, Yog.”

Berbekal info dari Reza, gue stalking akun twitter mantan @Polres_Bppn untuk mencari jadwal mangkal bus SIM keliling. Setelah scroll sana sini gue mendapati info bahwa hari Senin, pukul 9 pagi, tanggal 6 Juni SIM keliling bakal mangkal di 2 tempat. E-walk dan Belakang kantor BPJS.

Gue pun memilih untuk ke SIM keliling di belakang kantor BPJS karena kalo di E-walk artinya gue bakal masuk mall dan bayar parkir, sedangkan di belakang kantor BPJS bebas parkir.

Yha. Gue emang se-gak mau rugi itu. #AnakEkonomi #GakMauRugi #Part2

Hari senin pagi, 6 Juni, di saat orang lain berusaha beradaptasi dengan tidak melakukan banyak aktifitas karena hari itu adalah hari pertama puasa, gue malah pergi untuk memperpanjang SIM yang terkenal antriannya panjang. Satu harapan gue: gue gak pingsan.

Sekitar pukul 9 lewat gue tiba di sekitaran belakang kantor BPJS, gue memelankan laju motor gue, curi-curi pandang ke arah biasa si bus SIM keliling mangkal. Pemandangan yang gue dapat adalah sudah banyak orang-orang berkumpul menunggu kedatangan si bus SIM keliling.

Iya, busnya belom datang, yang antri udah bejibun!
Gue segera merubah tujuan menjadi mengurus perpanjangan SIM di kantor Polresta Balikpapan aja. 10 menit kemudian gue sampai dan… ANTRIANNYA JUGA BANYAK BANGET.

Karena udah terlanjur sampai, yaudahlah gue ikutan antri di depan loket pembayaran. Antrian bergerak lambat, bener-bener pas nih momennya puasa, kita dituntut untuk memiliki kesabaran ekstra. Pelan tapi pasti, gue mulai mendekati loket dan di depan loket itu ada kertas tertempel bertuliskan:

SYARAT MENGURUS SIM BARU
-Fotocopy KTP
-KTP Asli
-Surat kesehatan

SYARAT PERPANJANGAN SIM
-Fotocopy KTP
-KTP Asli
-SIM yang telah mati dan belum dikubur
-Surat kesehatan

LAH, PAKE SURAT KESEHATAN JUGA?!

Setau gue surat kesehatan itu cuma untuk yang mau bikin SIM baru, kalo perpanjang gak perlu. Reza juga gak ada nyebut itu di persyaratannya! 

Awalnya gue mau tetep antri aja sampe di depan loket dan menyerahkan syarat-syarat itu. Siapa tau surat kesehatannya gak wajib? Baru aja punya niat begitu, orang yang antri di depan gue menjawabnya. Saat tiba gilirannya, dia terlibat percakapan yang menjawab keraguan gue.

“Surat kesehatannya, ada?” kata si mbak penjaga loket.

“Loh? Pake surat kesehatan juga?”

“Iya, Pak. Silakan urus di apotik anda di seberang jalan.”

“Di mana?”

“Apotik anda, Pak.”

“Saya gak punya apotik, mbak.”

“….”

“Mbak?”

“Di sebrang jalan, ada apotik, namanya apotik anda, silakan mengurus surat kesehatan di sana, bapak.”

“Oh gitu!”

Si bapak-bapak yang antri di depan gue pun melipir. Gue juga ikutan. Puluhan orang yang antri di belakang gue menatap dengan tatapan: lo-ngapain-antri-lama-lama-bego?

Gue segera keluar dari polres, menyebrangi jalan dan menuju ‘Apotik Anda’. Begitu gue sampai di depan pintu, antriannya udah sampai… depan pintu.

Gue tertegun melihat barisan manusia-manusia pencari surat kesehatan ini.

Setelah antri sekitar 20 menit, akhirnya nama gue dipanggil. Gak sampai 5 menit gue melewati tes kesehatannya untuk mendapatkan surat kesehatan. Tes kesehatannya cuma cek tensi, tinggi badan, berat badan. Bayar 20 rebu. Udah. Gitu doang.

Gue mau nangis rasanya. *pijetin kaki*

Setengah berlari, gue kembali ke polres dan… antri lagi. Untungnya antrian di depan loket pembayaran udah gak panjang. Satu hal yang paling menyebalkan selain mengantri adalah birokrasi yang panjang dan gak semua orang paham akan birokrasi. Misalnya aja di polres ini. Nama loketnya bikin bingung orang yang baru pertama kali datang.

Jadi, loketnya saling bersebelahan gitu. Di bagian atas sudah ditulis masing-masing nama loket, lengkap dengan fungsinya.
-Loket Pembayaran
-Loket 1 - Tempat pengambilan formulir pendaftaran
-Loket 2 - Tempat pengumpulan berkas
-Loket 3 - Tempat pengambilan foto, sidik jari dan tanda tangan
-Loket 4 - tempat ujian teori (skip jika memperpanjang SIM)
-Loket 5 - penyerahan berkas jika lulus ujian teori (skip jika memperpanjang SIM)
-Loket 6 - tempat pengambilan SIM^

Nah, banyak yang pas datang langsung menuju loket 1 karena tulisannya ‘Tempat pengambilan formulir pendaftaran’ padahal harusnya ke loket pembayaran dulu untuk menyerahkan berkas persyaratan dan membayar. Resi pembayaran dan berkas persyaratan hasil dari loket pembayaran tadi dibawa ke loket 1, baru deh dikasih formulir.

Bagian kampret-nya: saat orang-orang yang langsung ke loket 1 ini disuruh ke loket pembayaran dulu, mereka gak antri ke belakang, tapi langsung nyerobot dari samping.

NYEROBOT WOI!

Gue kembali tertegun melihat pemandangan bodoh ini. Bayangin aja, udah tahun 2016 masih ada aja yang gak mau antri dan malah nyerobot? Padahal, antrian gue diserobot gitu bawaannya pengin gue tegur, “PAK! ANTRI, DONG!” Lalu gue german suplex.

Untungnya saat itu bulan puasa, jadi gue masih bisa bersabar antrian gue diserobot. 
…kalo pun bukan bulan puasa gue juga gak berani negur sih. Yang nyerobot antrian badannya kekar, bangke. :(

Giliran gue pun tiba juga. Gue menyetor foto copy KTP, SIM gue yang mati dan surat kesehatan yang bikinnya antri lama itu. Karena gue perpanjang SIM, cukup bayar 75 ribu. Kalo bikin SIM baru bayar 100 ribu. Oiya, SIM masih bisa diperpanjang asal matinya gak lebih dari 3 bulan. Kalo lebih dari 3 bulan maka harus bikin baru. Nice info, kan?

Berkas persyaratan tadi distaples menjadi satu dengan resi pembayaran, gue pun kembali antri untuk menuju loket 1. Dan seperti yang sudah kita ketahui bahwa harus antri (lagi).

HHHHHHHHH….

Setelah antri beberapa menit, gue sampai di depan loket 1. Gue menyerahkan berkas tadi beserta KTP asli. Om Polisi yang di dalam pun menulis sesuatu di bukunya, lalu menyerahkan kembali KTP gue beserta formulir pendaftaran. Gue segera keluar dari antrian, mencari spot terbaik untuk mengisi formulir. Untungnya formulirnya cuma menanyakan hal-hal umum seperti nama lengkap, alamat rumah, tinggi badan. Gak ada pertanyaan berapa jumlah mantan, ataupun sudah ngapain aja sama mantan.

Selesai mengisi formulir, gue langsung menuju loket 2 dan menyerahkan formulir yang gue isi tadi. Saat menyerahkan formulir emang gak pake antri. Tapi antrinya adalah panggilan untuk mengambil lagi formulir yang kita kumpul untuk dikumpul ke loket 3.

…DAN INI LAMA BANGET DIPANGGILNYA.

Om Polisi yang bertugas hanya memanggil 3-5 orang, baru lama gak ada suara, panggil lagi 3-5 orang, lama gak ada suara lagi, eh jadian sama yang lain

Setiap ada nama yang mulai dipanggil, gue langsung deg-degan, berharap nama gue yang dipanggil. Satu nama dipanggil, satu orang berdiri dari kursinya dan menuju loket 2, begitu terus sampai gue lihat seseorang yang menuju loket 2, adalah orang yang mengumpulkan formulir tadi sebelum gue, seorang mas-mas berambut ikal dan memakai cardigan cokelat.

Berarti abis ini gue!

Mas-mas rambut ikal bercardigan cokelat tadi mengambil map dari loket 2 dan berjalan menuju loket 3. Seiring langkahnya menjauh, suara mic dari loket 2 ikut terdengar samar, lalu mati.

“Oke, sabar. Yang penting kalo ada panggilan lagi, itu pasti gue. Pasti!” gue coba menyemangati diri sendiri.

Waktu terus berjalan, gue masih setia berdiri sambil nyender di dinding karena gak kebagian tempat duduk. Sambil lirik-lirik jam di tangan gue.

10 menit belum ada panggilan.
20 menit masih belum ada panggilan.
30 menit masih tetap belum ada panggilan.
40 menit… ada suara mic menyala. Suara hembusan nafas om polisi terdengar melalui mic. Gue segera melakukan start jongkok untuk berlari menuju loket 2 karena abis ini pasti gue.

“Mohon maaf bapak-bapak, ibu-ibu sekalian. Di tahun 2016 sekarang menggunakan system SIM Online, artinya semua berkas data yang masuk akan langsung dikirim ke Jakarta. Saat ini, sistemnya sedang mengalami gangguan. Jadi mohon menunggu dengan sabar.”

Pengumumannya berhenti. Padahal gue berharap ada lanjutannya. “…Tapi bohong. Muahahaha!”

Orang-orang yang antri mulai saling tatap-tatapan.

 “HUUUUU… PAYAH! HUUUUUUU!!!” Para orang yang mengantri mulai emosi.

Mendengar pengumuman itu, ekspresi gue:

WHY ME?! WHY ALWAYS ME, GOD??? :(

Gue cuma bisa pasrah dan bersabar sambil menunggu panggilan lagi. Kali ini yang gue tunggu gak hanya panggilan, tapi juga system SIM online ini segera bener.

Sekitar pukul 12 siang alias satu jam kemudian, akhirnya mulai ada suara terdengar melalui mic. Dan bener aja, nama gue yang disebut pertama. Gue segera menuju loket 2 diiringi pandangan iri dan benci dari para orang-orang yang menunggu namanya disebut. Menuju loket 3 yang letaknya di dalam gedung, gue disambut om-om polisi yang berjaga di loket 3, gue menaruh berkas dan… menunggu panggilan lagi untuk foto dan tanda tangan.

Jika tadi gue menunggu sambil berdiri, di loket 3 ini lumayan banyak tersedia kursi. Akhirnya gue bisa terhindar dari cedera hamstring karena kelamaan berdiri. Nama gue dipanggil, dengan penuh semangat gue angkat pantat dan menuju depan loket 3. Gue diberi sebuah kertas bertuliskan: P-039

Yha. Ternyata tadi gue antri untuk mengambil nomor antrian. :(

“Nomor antrian P-028.” sebuah panggilan menggema dari dalam loket 3.

Seorang bapak-bapak dengan wajah bahagia dan merdeka masuk ke dalam. Diiringi pandangan iri dan benci dari orang-orang yang mengantri. Gue termasuk yang memandangi dengan tatapan itu, by the way.

Silih berganti panggilan dan orang yang masuk ke dalam loket 3. Hingga akhirnya, pukul setengah 1 lewat, nomor antrian gue disebut juga.
AFTER ALL THIS KAMPRET MOMENT! 

Setelah melakukan selebrasi sambil buka baju dan memutar-mutarnya ke udara, gue masuk ke dalam loket 3. Di dalam sana gue disambut mbak-mbak polwan tjakep. Sidik jari kedua jempol gue diambil, lalu foto  dan tanda tangan.

“Silakan berkasnya diberikan ke bapak itu.” Kata mbak polwan tjakep sambil menunjuk om polisi yang tugasnya ternyata cuma ngumpulin berkas dan ngasih nomor antrian.

Gue mendatangi om polisi itu dan menyerahkan berkas gue.

“Ditinggal aja. Silakan kembali sekitar pukul 2 siang untuk mengambil SIM-nya. Sistemnya masih sedikit gangguan jadi agak lambat SIM-nya jadi.”

“….”

GUE HARUS NUNGGU SATU SETENGAH JAM LAGI?

“Kalo besok aja diambil, bisa, Pak?”

“OH MALAH BAGUS! BESOK KE SINI AJA, TINGGAL SEBUT NAMA, NTAR PASTI SUDAH ADA SIMNYA!”

“Oh oke. Makasih, Pak.”

“Iya. Besok kami sudah buka pukul setengah 9 pagi. Kalo habis sahur ya belum buka.”

“HAHAHAHA.” Gue ketawa garing.

Gue pun pergi meninggalkan kantor polres. Gue sudah terlalu lelah untuk menunggu. Karena jika gue maksa nunggu gue yakin puasa gue udah pecah karena energi dan kesabaran gue udah bener-bener abis. Daripada gue nunggu SIM jadi, mendingan gue nunggu waktu berbuka. Bener-bener cobaan berat di hari pertama puasa. HHHHHH….

*pijetin kaki* *kretekin punggung* *tiduran di paha Scarlett Johansson*


--
^) kalo gak salah inget sih gitu nama dan urutannya.

25 comments

Sedih. Itu kenapa bisa pas bagian lo gitu ya. Hmmmm lo kena hidayah orang sering ngirim meme.

Reply

Sekarang telat perpanjang SIM disuruh buat baru SIM-nya. kamfret emang. Kalo buat baru lewat jalur tes lama. kalo jalur nyogok cepet. 400rb uang pelicinnya. gimana gak cepet kaya tuh polisi. :v

Reply

gue juga gak ngeti kenapa pas banget ke gue :'

Reply

lah, kok aneh? di tempat gue kalo lewat lebih dari 3 bulan gak diperpanjang baru disuruh bikin lagi. Kayaknya peraturan itu buat di seluruh Indonesia deh.. :o

Reply

Wah bisa ulangtahun ternyata. Selamat ulangtahun, Barakallah bang. :D
Doanya yang baik-baik aja.

hhmmm, aku termasuk salah satu pengguna kendaraan yang kurang taat karna belum punya sim, abisannya ribet harus ada surat kursus segala, padahal sim motor doang elah. Semoga aku selalu dijauhkan dari razia-razia lalulintas yang terkutuk. :')

Reply

Whooaaaa ulangtahun nih. Epibesdey ya bang. Barakallah. :))
Udah kepala dua. Wkwkwkw
Nggak ada GA nih bang. Bhahahahaaa

Lah aku bru tau bang, kalo lewat dari 3 bulan SIM yg mati nggak diperpanjang, berarti harus bikin baru lagi. Aku belom punya SIM soalnya. :D

Cobaan di bulan puasa banget HAHAHAAAA
Ngantri lama, bolak balik sana sini. Tapi gapapa bang, yg penting bisa tiduran di paha Scarlett Johansson. =D

Reply

makasih, ya :D

hah? surat kursus? gimana lagi tuh? :O
Di Balikpapan kalo mau bikin sim baru ya cuma bawa diri + persyaratan yg udah gue sebut tadi, ikutin prosesnya, kalo lolos ya dapet SIM :))

Reply

Uye makasih ya :D
males bikin GA, ntar sepi yang ikut :p

Kalo gak punya sim ya emang musti bikin baru woi -__-

Reply

Wah. Anak Balikpapan ternyata. Halo! Salam kenal dari kota tetangga! :D

Btw selamat ulang tahun ya, Yoga. Dan selamat atas kakinya yang pegal. Huahahahaha. Baca ini jadi ingat sama SIM yang bentar lagi mati. Hiks. Kenapa sih SIM itu harus diperpanjang? Padahal kan ukuran pendek nggak papa, yang penting udah sunat. :( *ini apa dah*

Reply

Ahahaha...bikin SIM yang nggak pake nembak emang kudu sabar. Saya waktu itu bikin SIM dari jam 7 pagi pas baru lulus kuliah, begitu selesai tau-tau udah jadi PNS aja.

Reply

..tapi ini gue perpanjang sim :')

kalo bikin baru emang lama, dulu sempet nemenin kakak gue bikin dan itu jadi salahs atu penyesalan terbesar di hidup. lama banget selesainya :"

Reply

Halo salam kenal, tetangga kota banjir :p

buruan perpanjaaaang, biar rasain juga pegelnya :')

Reply

Ahahaha...aku dulu bikin sim juga bikin gila...lebih gila dari perpanjangan toh..ribet..

Apalagi waktu itu hari buka pertama lebaran...biuh..berjubel...kartu bikin malah habis...besoknyabudah harus balik ke kota.. Ahahaha

Apa ya..masalah sam polisi kayaknya nggak ada enak enaknya..kecuali sama polwan berparas cantik nan sopan...ahahahahaha...

Reply

hahaha
kenapa musti kamu coba? :D
tau gitu mending antri yang di SIM keliling itu.. tapi yah, sudah terlanjur.. :D
bener-bener cobaan banget ini namanya..
oh ya lupa, selamat ulang tahun ya.. :D

Reply

ciyeee yang udah putus sama pacarnya sampe ulang tahun juga sendirian gitu...kalo mau diucapin ya tinggal kasih tau aja tanggal lahir lo sama fb, kan ntar dia koar koar pas kamu ulang tahun, jadi banyak deh yang ngucapin hehehehe...
tapi emangnya perpanjangan SIM itu harus pake surat kesehatan juga ya? duh punya gue juga mau abis ini SIM. bacanya aja udah capek, aplagi ntar gue ngelakuin sensiri yaaa....

Reply

ngurus sim memang rada2 repot ya gan. btw, salken ya. baru berkunjung kesini

Reply

Masih jaman ga sih ngasih puk-puk? Tapi gue cuman bisa kasih puk-puk doang yog. #KembalikanPukpuk

Reply

Njir, ngakak pas bagian lo ngantri selama itu cuma buat ngambil nomer antrian hahaha :v itu bener2 cobaan di hari pertama puasa, untung lo ga nyampe pingsan, repot banget ya ngurus perpanjangan sim itu, kudu ngantri lama, gue ngurus atm yang kena blokir aja ribet banget ngurusin persyaratannya -_-

Btw, selamat ulang tahun bro, sorry telat dua minggu muahahaha.. :v

Reply

bangke bener memang tuh, padahal udah seneng dipanggil, taunya cuma dikasih nomor antrian :"))

ATM masa sih lama? ATM gue pernah keblokir, bawa aja ke bank, lama di antri doang, ngurusnya sih cepet ._.

makasih, ya! haha

Reply

gak bikin baru, gak perpanjang, sama aja ribetnya :')

salam kenal juga~

Reply

yeee malah gak pengin diucapin kalo hasil dari koar koar :p

di Balikpapan sih pake, padahal setau gue gak pake. kalo mau cari aman sih bikin aja ntar pas perpanjang hoho

Reply

SIM keliling bisnya aja belom datang, antriannya udah banyak. kalo ikut antri, lah dobel nunggunya. Nunggu bis datang dan nunggu antrian :(

Reply

kalo abis lebaran ngurus SIM mah namanya cari masalah. Pasti rame lah haha

yoi, polwan tjakep pereda dan penenang segala situasi.

Reply

kenapa kata 'jaman' disini kok gue malah koneknya ke 'jaman' yang itu ya :')))

Reply

Wahiyaa, Juniiii, bang Yoga ultah yee? Pibesdaayy bang Yogaa! Mogaa sehat selalu, makin waras, aamiin :D

Oalaah, ini bkin postingannya sminggu stlah kjdian? Ya, ada yg lupa2 dikit wajar lah :p
Hmm, gue jg di fb gak nongolin tgl lahir, sengaja, biar tau siapa aja yg inget beneran bukann dari pesbuk. :D

Cobaan di hari pertama puasanya berat syekaleeee..... Tp Alhamdulillah bias diambil besokannya itu sim. Coba kalo kudu nunggu hri itu jg? Bisa klenger deh lama2 di situ nungguin SIM doang. Ntar yg ada buka puasa hri pertamanya bkannya bareng kluarga malah bareng om om polisi lagih :'D

Reply

Post a Comment

Terima kasih sudah meluangkan waktu kalian untuk membaca postingan gue. Gak perlu ninggalin link blog untuk dapet feedback, karena dari komentar kalian pasti dapet feedback yang sepadan kok.

Terima kasih!