A Great Story Comes With Great Stupidity : Muncul di Koran

Muncul di Koran

Bagi sebagian orang, bisa masuk koran itu merupakan suatu kebanggaan. Gue pun juga merasa begitu. Seperti ada kebahagiaan tersendiri ketika ada satu keinginan di dunia ini yang akhirnya bisa dicoret dari whistlist. Untungnya gue bukan anggota Kingsman, jadi peluang untuk masuk koran, masih terbuka.


Gue sudah pernah beberapa kali masuk koran. Bukan, ini masuk koran bukan karena melakukan aksi kriminal dan pelecehan seksual, tapi berupa sesuatu yang positif. 

Positif memakai narkoba. Ehe.

YA ENGGAKLAH!

Suatu kegiatan yang positif, membanggakan, layak diganjar piala adipura. Pokoknya yang masuk koran dan efeknya gak bikin jadi menambah aib keluarga lah.

Pengalaman pertama kali wajah gue nongol di koran itu di awal tahun 2012, pas gue kelas 12 SMA. Waktu itu kota Balikpapan lagi mau ulang tahun. Temen gue, Alip punya kenalan seorang wartawan. Berkat dialah wajah gue dan teman-teman se-geng gue sukses merusak mata mengisi di salah satu halaman Koran yang isinya ucapan dan harapan kami terhadap kota Balikpapan di ulang tahunnya.

Pengalaman kedua, di pertengahan tahun 2013. Waktu itu gue baru aja nerbitin buku pertama gue, Senior High Stress. Berbeda dengan pengalaman pertama, kali ini gue dihubungi langsung untuk wawancara. besoknya kami ketemuan di McDonalds, ngobrol-ngobrol, ambil foto, besoknya wajah gue sudah meracuni warga Kalimantan timur.

Selang beberapa hari, wajah gue kembali muncul di Koran yang sama. Kali ini gara-gara komunitas Stand Up Comedy Balikpapan. Waktu itu Stand Up Comedy lagi booming, jadi jelas komunitas ini bakal jadi sesuatu yang baru juga di Koran. Akhirnya bersama teman-teman komunitas, wajah gue sukses nyempil.

Setelah itu gue gak pernah masuk koran lagi.

Sebenernya masuk koran itu biasa aja sih. Malah dulu ada perasaan takut tiap kali mau masuk koran. Ya takut kalimatnya gak sesuai dengan apa yang diomongin, takut fotonya jelek karena wajah yang tidak fotogenic, takut merusak kesehatan mata masyarakat secara massal karena foto yang tidak fotogenic tadi.

Tapi, dari lubuk hati yang paling dalem ya jelas, siapa sih yang gak pengin eksis masuk koran lagi?

Jumat, 8 September
Sebuah peluang untuk kembali merusak mata masuk Koran tiba-tiba datang! Adalah komunitas Marvel Balikpapan yang membawa peluang itu. Seperti yang sudah pernah gue ceritain sebelumnya, kalo gue ikutan komunitas marvel ini gara-gara gak sengaja. Awal-awal di grup itu, anggotanya masih sedikit, sekitar 30-an orang doang. Lalu kami mulai mempromosikan komunitas ini ke akun-akun publik di kota Balikpapan dan sukses, banyak anggota baru yang bergabung dan sampai sekarang di grup LINE anggotanya sudah 90-an orang.

Demi meng-eksis-kan diri di dunia nyata, enggak hanya ngobrol di grup LINE, diadakan beberapa kali kopdar. Sampai tulisan ini dibuat sudah 4 kali kopdar di adakan, dan setelah kopdar ke-3 itulah, ada seorang wartawan yang pengin ngeliput komunitas ini.
BAJU MERAH JANGAN SAMPAI LOLOS!
“Ada yang mau ikut wawancara buat komunitas gak nanti sore jam 5? Butuh 5 atau 6 orang. Kalo bisa yang sudah punya baju komunitas, ya.” Chat dari Mas Alex selaku ketua komunitas muncul di grup.

Balasan chat dari para anggota komunitas mulai bermunculan.

“Aku gak bisa bang, mau nonton Persiba ntar sore.”

“Aku baru pulang kerja jam segitu bang.”

“AKU SUKA DC! FAKYU MARVEEEEL!!!”

Entah kenapa saat itu banyak yang gak bisa ikutan, gue sebenernya pengin ngajuin diri tapi ada perasaan gak enak. Walaupun gue bisa dan punya baju komunitas, tapi gue kan anggota baru, ada baiknya biar para sesepuh komunitas itu aja yang nongol di koran.

“Eh, kalo masuk Koran itu entar kita bayar gak sih?” chat dari mas Alex muncul lagi.

Balasan chat dari anggota kembali muncul:

“Dulu aku pernah minta wartawan ngeliput acara anniversarry komunitasku, tapi disuruh beli korannya 500 eksemplar.”

“Gak tau bang, belum pernah masuk Koran.”

“HIDUP BATMAN!!! FAKYU IRON MAN!!!”

Gue masih nyimak dan meng-scroll grup chat itu, menunggu momen yang tepat untuk ikutan nimbrung.

“Waduh, serius tuh disuruh beli korannya sebanyak itu? Kalo gitu batalin aja ini, ya?” kata mas Alex.

“Coba ditanya aja dulu, bang?” seorang anggota memberi saran.

“Etis gak sih nanya gitu?” anggota lain malah bikin makin bimbang.

WOGH! INILAH SAAT YANG TEPAT BAGI YOGA YANG SUDAH PERNAH TIGA KALI MASUK KORAN UNTUK MEMBERIKAN PENCERAHAN.

Gue pun menjelaskan kalo diajak wawancara itu gratis, gak perlu bayar, beli koran atau sampai jual ginjal segala. Mungkin itu yang disuruh beli koran karena minta diliput, bukan karena wartawannya yang butuh liputannya sebagai bahan berita. Setelah menjelaskan panjang lebar disertai pamer pernah masuk koran 3 kali, gue pun ditanyain sebuah pertanyaan maha penting:

“Sore ini bisa ikut Yog? Kamu kan sudah pengalaman tuh masuk koran.”

Gue langsung selebrasi lari ke pojok lapangan sambil memutar-mutar kaos di udara. Setelah selebrasi, gue menenangkan diri dan mulai menyusun kalimat, biar gak keliatan ngebet-ngebet amat  dan tampak cool. “Kayaknya bisa bang, kuusahain lah.”

Iya, Yoga emang sebangkai itu.

Setelah itu akhirnya didapat juga beberapa anggota yang bisa ikut. Totalnya ada 6 orang.

Pukul 4 sore gue sudah siap. Demi tampil maksimal saat di foto nanti, gue mandi lama banget. Sabunan di segala penjuru tubuh dengan penuh khidmat. Biar wajah tampak cerah, gue pakai sabun muka, gosok-gosok muka dengan kecepatan 50 km/jam. Beres dengan kegiatan persabunan, gue langsung pakai baju komunitas, pakai pomade, pakai pensil alis. Pokoknya mantap lah.

Sebelum pergi gue cek hape, untuk melihat siapa aja yang sudah pergi ke TKP. Gue buka grup chat dan mendapati chat dari Mas Alex.

“Gaes, wawancaranya diganti besok pada bisa gak? Wartawannya mendadak mau liput berita lain.”

Gue:


PERCUMA UDAH MANDI, RAPI DAN GANTENG!

*****

Sabtu, 9 September
Siang itu seperti biasa, di grup lagi rame membahas apa aja. Mulai dari bahas soal film marvel sampai ke hal gak penting kayak kostumnya Iron Man kalo dikiloin dihargain berapa?

Lalu tiba-tiba ada chat dari mas Alex muncul.

“Ini maksudnya gimana ya?”

Beberapa detik kemudian muncul screen shoot-an chat dia dengan si wartawan, pada Jumat malam.

Wartawan: “bisa kirimin foto kegiatan komunitasnya gak? Kalo bisa yang pas lagi rame. Soalnya artikelnya mau terbit besok.”

Mas Alex: “Siap mba.”

Membaca screen shoot-an chat itu, otak gue yang cuma sekecil harapan balikan sama mantan pun konek. Berarti wawancaranya mungkin cuma lewat chat, foto yang bakal ditampilkan di Koran adalah foto saat kopdar.

“Wawancaranya jadi offline lewat chat aja bang? Gak jadi nih berarti entar sore?” Tanya gue.

“Jadi kok, Yog. Barusan aku tanya katanya jadi. Entar sore di kantornya jam 5.”

“Tapi itu chat-nya?”

“Makanya kan, bingung. Coba deh tolong cari koran hari ini siapa tau emang ada?”

Beberapa anggota mulai mencari koran tapi hasilnya nihil, mungkin karena sudah siang juga, jadi korannya sudah pada habis. Wartawannya juga sudah ditanya katanya jadi, ya kami jadi berpikir positif aja: mungkin minta foto buat menampilkan foto-foto kegiatan komunitas, foto untuk yang diwawancarain tetep ada.

Jadi, datang ajalah, ya?

Sore itu kami berenam sudah berkumpul di kantor Koran tersebut. Mas Alex menatap hapenya, lalu mulai mengajak kami masuk, “Ini disuruh masuk aja ke dalam katanya. Sudah ditunggu.”

Kami masuk ke dalam dan langsung disambut oleh security yang menanyakan maksud kedatangan kami. Setelah dijelaskan, dia mengambil gagang telpon, ngomong sebentar di telpon, beberapa menit kemudian datanglah seorang wartawan cewek dengan kamera tergantung di lehernya. Dia menyapa kami dan kami saling berkenalan.

“Yuk, silakan duduk.” Kata dia, ramah.

Wawancara berlangsung santai. Tanya jawab soal tujuan komunitas dibikin, kegiatannya apa aja, kapan bubar. Pokoknya hal-hal standar doang, yang tentu saja itu semua dijawab oleh mas Alex. Gue mah iya-iya aja.


“Oiya, keburu gelap, kita foto dulu, yuk.” Kata si mbak wartawan.

Dia pun mengajak kami ke bagian belakang kantor, di sana ada lapangan tenis dan kami foto di sana. Setelah foto-foto yang memakan waktu lama karena kami semua tidak fotogenic dan mati gaya di depan kamera, akhirnya wawancara selesai. Kami pun pamit. Perkiraan gue sih besok (hari Minggu) harusnya sudah muncul di Koran.

*****

Minggu, 10 September
Siang itu gue main ke rumah temen gue, Dana. Begitu sampai di rumahnya, gue langsung dikasih sebuah koran. Dia menunjuk sebuah artikel perihal komunitas marvel Balikpapan.

WOOOGHHH MASUK KORAN LAGI!

Baru aja mau sujud syukur, gue sadar ada yang aneh di Koran itu. Artikelnya hanya menampilkan foto saat kopdar, gak ada foto-foto yang diambil kemaren. Walaupun di foto itu ada muka gue nyempil, tapi tetep aja ini bikin gue bertanya-tanya: apa jangan-jangan muka kami semua gak lulus sensor?


“Coba liat tanggalnya.” Kata Dana.

Refleks, mata gue otomatis menuju ke pojok kanan atas koran itu. Di situ tertulis Sabtu, 9 September 2017.

LAH KORAN KEMAREN!

BENERAN TERBIT KEMAREN NIH?!

Gue segera memfoto halaman Koran tersebut dan mengirimnya ke grup chat. Tidak lupa gue suruh liat tanggalnya, reaksi mereka ya sama kayak gue.

“Itu isi beritanya sama kayak pas ngobrol di chat kemaren malam.” Kata mas Alex.

“….”

JADI… KEMAREN NGOBROL-NGOBROL DAN FOTO-FOTO ITU BUAT APA?! :”





---
sumber gambar:
https://vigilantcitizen.com/moviesandtv/kingsman-secret-service-sell-occult-elite-youth/

32 comments

Nah loh, buat apa hayo bang? Mungkin wawancara tanggal sembilan buat dimasukin ke website kali bang.

Wah ternyata bang yoga famous juga ya di balikpapan. Engga ada keinginan untuk merambah ke media elektronik gitu bang setelah berhasil mencemarkan media cetak?

Reply

Ahahaha... mungkin itu iktikad baik dan rasa gaenakan pihak pewawancara karna sempet meminta ketemu langsung.

Kalo punya temem yg kerja di pemberitaan enak sih. Biasanya dia minta siapa anak sekolah atau mahasiswa yg punya prestasi, trus minta dikirimin potonya. Tanya dikit doang. Udah. Tiba2 pas terbit udah panjang aja wawancaranya. Mereka sehebat itu bikin berita.
Namun yg jelas, seng penting masuk korannya. XD Cuma hati2. Salah2 mukanya mengingatkan lagi pada lemper yg hilang ketika pak rustam menatap koran yg sama.

Reply

itu geng sma-nya pasti yang oosh crew itu ya hahahahah

Reply

Wow hebat sekali abang capung, empat kali masuk koran. Nanya dong, komunitas ini suka tawuran gak sama pecinta DC cees? Seru kayaknya kalo tawuran pake kostum superhero. Yang marvel ngerekrut anak smk, yang dc nyewa anak SMA 17.

Reply

Saya belum pernah masuk koran. Tapi pernah diwawancara dan difoto sama wartawan.

Reply

Kalau ada masuk koran gitu kamu laminating gak yog? :p

Kalau aku, korannya disimpan buat kenang kenangan. Bahkan ada yang dibingkai pula buat dipajang di rumah :') hhhhh

Reply

Sebenarnya inti postingan ini kesombobongan doang. Untungnya gue gak bisa termakan dengan trik beginian. Cih.

MASUK KORAN TERUS JUDULNYA SALAH ITU PEDIH LOHH.

Reply

Kalo gak salah dipajangnya di Rumah Uya, kan?

Reply

Menunggu komentar, "GUE PENCINTA HENTAI! GAK SUKA DC! DAN FAKYU MARVEL!"

Laaah, kumpul-kumpul dan ngobrol di kantornya seolah sia-sia~

Gue kalau foto kayaknya belum pernah masuk koran deh. Cuma namanya aja yang pernah muncul waktu acara Kelas Puisi Aan Mansyur. Sedihnya, salah nama pula. Kenapa yang tertulis Yoga Akbar Solihin? Terus gue bilangnya, "isi kepala", yang ditulis "kepala" doang. Diledekin deh, yang di kepala Mas Aan itu rambut. Bangkai. :(

Reply

Kadang jurnalis pinter banget melebih-lebihkan wawancaranya, ya. :)

Reply

Tumben kamu nggak typo, San. Waaaaah pinter anak Mama.

Reply

EH TYPO DENG. KELEBIHAN HURUF GITU. KESOMBOBONGAN. AIH. BARU AJA DIPUJI PADAHAL.

Reply

HIH POSTINGAN INI RIYA BANGET ANJER. TAPI UJUNG-UJUNGNYA TETAP AJA SIH NGENES. HAHAHAHAHA.

Ngobrol-ngobrol kemarin itu buat bahan Insta stories kamu, Yogs~ Nggak usah dipikirin bgt. Cukup nikmati aja.

Gemini yang anti mainstream nih. Masuk koran untuk hal-hal yang baik. Seumur-umur aku belom pernah masuk koran. Pernahnya masuk majalah sekolah doang, waktu kelas 7 SMP. Mana mukanya disitu butek banget. Untungnya aku masuk majalah sekolah untuk hal-hal yang alhamdulillah baik, bukannya untuk hal-hal semacam telat ikut upacara, ketahuan nyontek pas ujian kenaikan kelas, atau disodomi guru Penjaskes. Mhuehehehehehe~

Reply

KAMUNYA AJA YANG GAMPANG MENILAI, CHA!

Reply

Setelah sekian lama menjadi silent reader, akhirnya saya memberanikan diri untuk berkomentar. Ha,, halo...

Reply

sampe sekarang gue juga gak tau itu kami datang ke sana buat apa :')))

(((famous)))
enggak juga weh hahaha

Reply

@ HAW: nah mungkin ini sih. buat formalitas dan bukti kali kalo wawancaranya gak fiktif juga (?)

KENAPA BAWA BAWA PAK RUSTAM TERUS WOOOYYYY.

@SHOLIHIN: NAH ITU!

Reply

gak gitu cees.

anak marvel sewa ormas.

Reply

@ fita: enggaaaa. simpan doang, gak usah dipajang pajang. hhhh.

@ iksan: hmmm usaha lagi, bg.

@ bg days: ketawa dijogo, jok!.

Reply

@ iksan: suudzon dijogo, jok!.

@ icha: koreksi, dijaga...

@ bg days: INI KENAPA MUNCUL TERUS SIK?!

Reply

NANTI AKAN HADIR KOMUNITAS HENTAI BALIKPAPAN!

OH YANGW WAKTU ITU LO SHARE YA? :))))

Reply

RIYA GUNDULMU LIMA!

Gapapa, mungkin masuk majalah sekolah adalah sebuah awal.
awal untuk dibully wkwkwkwk

Reply

Bhahahaaa sedih amaaat udh mandi lama2, dandan rapih2, pomade-an, alisan, blush-on an, eeeeh taunya kaga jadi diwawancara :'))
Itu prsiapan dandan buat wawancara besokannya gak serapih kmren pasti? :p
Yaudala, biarpun wawancaranya cuman formalitas doang, yg penting ada ceritanya masuk koran lah.

Itu klo komunitas marvel pas di grup chat sama kopdar kerjaannya ngpain sih? Bneran gak tawuran sama anak DC kan? Wkwkw :'D

Gue si belon pernah muncul di koran. Prnahnya sekali di majalah skolah doang. Itu jg udh seneng bgt sih. Trs mjalahnya gue simpen aja buat knang2an. Hueheeh.

Reply

Udah banyak pengalaman nih masuk koran bg Yoga. Selanjutnya masuk page one ditargetkan ya. Coba bahas Marvel di blog.

Mungkin itu karena padatnya jadwal ya. Jadi, ngobrolnya buat basa-basi aja. Atau jangan-jangan yang ngajak ngobrol juga sebenernya kaget, kenapa sesi ngobrol offline-nya malah nggak masuk koran.

Reply

oh jelas. masuk ke page one google adalah goals ku!

kayaknya buat basa basi deh. :))

Reply

kagak. yang besoknya malah mandi dan pake baju seperti biasa saja. :'))

woghh mantap masuk majala koran, sama kayak icha khalifa di atas.

Reply

gak ada keinginan buat nyakr muka si penerbit apa? =))

Reply

Hubungi si wartawan bang, ajak ketemuan...wawancara in dia, profesi dia sbg wartawan. Bilang aja buat bahan tulisan di blog gitu kan.

Abis wawancara, foto dikit, trus masukin ke blog ini. Sapa tau nanti korban lain bisa lebih awas /?

Reply

Post a Comment

Terima kasih sudah meluangkan waktu kalian untuk membaca postingan gue. Gak perlu ninggalin link blog untuk dapet feedback, karena dari komentar kalian pasti dapet feedback yang sepadan kok.

Terima kasih!