A Great Story Comes With Great Stupidity : January 2014

Hal Norak Yang Dilakukan Penulis Saat Bukunya Terbit.

Gak kerasa udah setahun buku pertama gue, Senior High Stress, muncul di pasaran. Pada saat itu gue bener-bener gak nyangka tahun 2013 gue diawali dengan terbitnya buku itu. Benar-benar sebuah kejutan awal tahun. Sedangkan untuk tahun 2014, gue awali dengan penuh kejutan juga: putusan sama pacar.

Aduh, kenapa jadi curhat begini? -__-

Balik lagi ke soal terbitnya buku. Perasaan gue saat itu campur aduk. Antara senang, tegang, dan keluar (apa ini?!). Tegang karena takut karya gue gak diterima masyarakat, khawatir bukunya gak laku karena gak ada yang kenal gue, tapi diem-diem gue juga mesem-mesem bayangin kalo buku itu meledak di pasaran dan dijadikan bom buku oleh teroris. EH BUKAN! BUKAN!! Gue bayangin buku gue meledak di pasaran, diundang talkshow, dimintain tanda tangan dan… udah ah, imajinasi gue terlalu liar saat itu.

ngumpul di buku romance :))
Sebagai orang yang berhasil nerbitin buku, tentunya ada perasaan bangga melihat nama kita sendiri tertera di cover sebuah buku yang berjejer di toko buku. Apalagi ketika melihat orang lain mengambil sebuah buku kita, membaliknya, membaca blurp-nya, mesem-mesem, kemudian dibawa ke kasir. Gak ada yang lebih membahagiakan melihat momen seperti itu. Bahkan momen ketika kita menemukan wc saat kebelet boker kalah dibandingkan melihat karya kita dibeli orang lain.

Gak cuma itu, banyak kelakuan penulis baru yang bukunya baru diterbitin, ada yang norak, najis hingga sok cool. Seperti apa aja?

Hubungan Antara Mencari Pacar Dengan Pasar Persaingan Sempurna


Memasuki awal tahun 2014, di timeline twitter gue banyak yang ngetweet,

'Udah 2014 masih galauin mantan? LEMAH!'

'Udah 2014 masih retweet-in tweetnya dwitasari? LEMAH!'

'Udah 2014 masih stalkingin twitter mantan? LEM... Eh, lo kuat nahan nyesek sendiri? SEMBAH!! SEMBAH!!!'

Lalu ada tweet yang lebih nyesek,

'2014 masih jomblo? HAHA...'


Harus diakui bahwa status jomblo kesannya hina banget. Jomblo itu semacam kekurangan fisik yang dijadiin becandaan di acara komedi TV untuk buat orang lain ketawa, selain dengan lempar tepung tentunya. Status jomblo dibecandain, digodain dan diolok tiap malam minggu. Semakin lengkaplah derita jomblo.

Sebagai mahasiswa ekonomi, gue menganalisis tentang banyaknya jomblo di Indonesia. Menurut gue, nyari pacar itu sama aja kayak beli barang di pasar persaingan sempurna.

Gimana maksudnya?